Senin, 27 Mei 2019

Pemilu 2019

POLITIK YANG MENGGELITIK: BENARKAH ADA SEBUAH ‘KONSPIRASI’ ?
Oleh : NuruL Fathanah

Pesta Demokrasi, begitulah adanya yang masyarakat sering gaungkan untuk beberapa waktu belakangan ini. Tahun 2019 adalah tahun yang mana sebuah suksesi kepemimpinan dijalani karena telah memasuki tahun penghabisan masa abdi bagi para pemimpin selama satu periode yang berlaku sejak tahun 2014 lalu, yang mencakup ranah kepemimpinan presiden dan kepemimpinan para perwakilan rakyat yang diantaranya adalah legislatif tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan pemimpin DPD. Lima tahun sekali, sesuai amanat UUD yang telah diamandemen sejak munculnya reformasi, para pemimpin negeri melakukan suksesi.

Berbicara tentang politik, kita perlu menyamakan persepsi tentang politik itu sendiri bahwa maknanya berkaitan dengan pengetahuan tentang ketatanegaraan atau pemerintahan. Dalam pengertian yang lain secara lebih luas dimaknai sebagai sebuah sistem dalam masyarakat yang berkaitan dengan segala urusan atau tindakan tentang siasat yang berhubungan dengan kekuasaan untuk mencapai kepentingan bersama.  Dalam prosesnya, politik erat kaitannya dengan kenegaraan atau dunia pemerintahan.

Dan perlu diketahui bersama bahwa politik bukanlah hal yang kotor. Hanya saja para pemangku kepentingan yang menjalankan politik itu yang sering menggunakannya tidak sesuai arah dan fungsi yang seharusnya dijalankan sehingga oleh masyarakat terkesan kotor dalam paradigma.
Rabu, 17 April 2019 yang lalu telah diadakan pemilu (pemilihan umum) serentak di Indonesia untuk memilih pemimpin negara (presiden) beserta pemimpin para wakil rakyat (legislatif). Sebelum dan pasca pemilu sontak menjadikan negara ini begitu riuh dengan pembahasan pemilu. Begitu banyak kicauan para netizen para pendukung yang menjadi calon pemimpin di negeri ini di sosial media. Berbagai aksi dukung mendukung yang semerbak mewangi mewarnai hari-hari menjelang pemilu. Sangat meriah, mulai dari penyebaran pamflet yang membludak, baik dari segi soft ataupun hard file nya, dan aksi-aksi serangan (katanya serangan fajar) yang banyak ditemui oleh masyarakat. Hingga pada minggu tenang sebelum pemilihan umum, aksi debat dan fanatisme dukungan untuk para pemimpin negeri dari para pendukung begitu riuh dirasakan. dalam hati berkata bahwa minggu tenang atau pekan tenang sebelum pemilu diadakan hakikatnya tidak terjadi ketenangan, para pendukung sibuk menggelora menampilkan dukungannya.
Lalu setelah pemilihan umum dilakukan, sontak memberi kabar baru yang cukup membuat masyarakat tergoda untuk berkicau lebih banyak. Tentang hasil perhitungan suara dari para calon pemimpin negeri ini. merujuk pada perhitungan suara untuk calon presiden, dari dua pasangan calon (paslon) hitungan suaranya menimbulkan kontestasi (pro kontra) publik melihat hasil yang ditampilkan baik yang dihitung secara cepat (quict count) maupun hitungan hasil manual hasil dari KPU. Sebuah pertanyaan muncul dari bilik hati masyarakat melihat hasil perhitungan yang ditampilkan, di hasil quick count yang telah diketahui di beberapa daerah yang menunjukkan paslon kedua yang memiliki kemenangan diatas tapi rekapitulasinya malah menunjukkan sebaliknya. Masyarakat mempertanyakan tentang rekapitulasi dari hasil perhitungan cepat yang pada konotasi anggapan mereka merasa ‘ada manipulasi’. Namun ini masih anggapan masyarakast awam, tidak mutlak dijadikan rujukan bahwa paslon pertama melakukan kecurangan dalam hasil perhitungan. Masyarakat hanya sebagai pengamat yang hanya bisa berkomentar dari apa yang merekaa lihat, masih subjektif, masih parsial karena harus dipahami bahwa orang-orang yang berhitung pastilah bukan orang-orang yang sembarangan Penulis sangat berhati-hati dan sedang berusaha untuk tidak berpihak atau berusaha menjadi netral dalam membahas hal ini.

Melihat fenomena hasil pemilu yang terjadi saat ini, penulis merasa miris melihat dinamika yang terjadi. Cukup menggelitik hati nurani mempertanyakan apakah sistem demokrasi atau sistem politik di negara ini benar-benar dijalankan secara utuh oleh para pemangku kepentingan dengan murni?  mulai dari masyarakat sebagai pemberi suara, lalu ke panitia pelaksana pemilihan, kemudian ke para pejabat-pejabat, para mitra-mitra pendukung dan si calon pemimpin itu sendiri, apakah mereka semua telah menjalankan sistem demokrasi di negara ini sesuai dengan aturan konstitusi?
Ini menjadi keresahan penulis secara pribadi melihat kondisi pasca pemilihan umum yang tak kunjung menemui kepastian hasil secara murni. Banyaknya temuan kecurangan yang terjadi di beberapa tempat di pelosok negeri, mulai dari sebelum pemilihan didapati bahwa ada surat suara yang telah tercoblos kemudian adanya ketidaksesuaian hasil perhitungan suara di KPU, juga parahnya ada pula di beberapa TPS yang pilihan paslon yang dominan banyak dipilih warga justru melihat hasil perhitungan minim sekali jumlah yang terhitung disana. Apa yang terjadi saudara saudari sebangsa sekalian? Nalar kalian pasti akan menuntun kalian menuju satu pertanyaan yakni ‘apakah ada konspirasi di dalamnya?’

Negeri ini sungguh lucu ternyata, kita dituntut untuk mengedepankan kepentingan bersama namun nyatanya yang terlihat adalah kepentingan pribadi serta golongan, buktinya telah banyak di lapangan jika saudara saudari cermat dalam mencerna peristiwa yang tersaji kepada kita semua.
Kepada teman-teman, adik-adik, kakak-kakak, orangtua dan seluruh masyarakat sebangsa dan senegeriku, bukan hal yang mengejutkan memang mengetahui bahwa dalam perpolitikan INDONESIA menjadikan segala kepentingan itu membawa tindak tanduk yang tidak mengenal haram halal untuk dilakukan demi sebuah kekuasaan. Seolah negeri ini telah jauh dari ajaran agamanya yang mayoritas para pemimpin penganut ISLAM di dalam. Nilai itu jauh terlempar dari hadapan atau sengaja tidak mampu digenggam karena sistem yang telah lama mendarah daging disana. Terpaksa berbuat salah(?) hanya demi sebuah kekuasaan. Ini yang kita takutkan. Negeri ini sedang menuju negeri sekuler yang memisahkan nilai-nilai keberagamaan dan kenegaraan untuk diselaraskan. Naudzubillah.

Buktinya telah banyak terlihat, mari membuka mata menyadari ini semua.
Semoga negeri ini masih tetap dalam lindungan Tuhan. Siapapun pemimpin yang akan terpilih semoga menjadi pemimpin yang mampu membawa negeri ini untuk berada dalam tindak tanduk kebaikan. Kebaikan yang adanya utuh dan murni, tidak dimanipulasi hanya untuk meningkatkan grade citra diri. Semoga semua dari kita senantiasa mendapat petunjuk yang benar. Dan menjadikan negara ini tetap aman, damai, beradab, dan sentausa, bersama masyarakat yang penuh dengan keberagaman.


SALAM DAMAI RAKYAT INDONESIA
BAIK-BAIKLAH NEGARAKU YANG TERCINTA

4 komentar:

Mahendratul Ihwan mengatakan...

keren-keren

Unknown mengatakan...

Kembali disuarakan

Unknown mengatakan...

Ditunggu tulisan teman2 yg lain

Anonim mengatakan...

IGT Gaming, Casinos, and Games for sale in Maricopa
Find your ventureberg.com/ complete list wooricasinos.info of casinos, games and casino-roll.com games at IGT Gaming in Maricopa, deccasino Arizona. 1. Casinos in Casino at apr casino Residence