"TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN"
OLEH
:
NURUL FATHANAH
(105431104816)
SAHRAWATI NURDIN
(105431103116)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
A. Latar
Belakang
Salah satu aspek yang paling penting untuk dipahami oleh guru
dalam pembelajaran adalah karakteristik siswa yang tingkat keberagaman dan
latar belakangnya berbeda. Sebagaimana diketahui bersama bahwa kelompok struktural
dalam multikultural dapat diidentifikasi melalui enam kategori, yakni; suku,
ras, bahasa, status sosial, religi, dan letak geografis. Keenam kategori ini
memiliki equity dan equlity, persamaan dan keadilan hak untuk mendapatkan
pembelajaran dalam kehidupan bernegara. Indonesia yang merupakan salah satu
negara yang multikultural terbesar di dunia ini memiliki kurang lebih 13.000
pulau besar dan kecil, dan jumlah penduduk kurang lebih 200 juta jiwa, terdiri
dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Kebenaran hal
tersebut dapat dilihat dari sosio kultur maupun geografis yang begitu beragam
dan luas. Selain itu juga masyarakat Indonesia menganut agama dan kepercayaan
yang beragam seperti Islam, Katholik, Kristen protestan, Hindu, Budha,
Konghucu, serta berbagai macam kepercayaan.
Wacana pendidikan multikultural adalah salah satu isu yang
mencuat ke permukan di era globalisasi seperti saat ini Pendidikan sebagai
ruang tranformasi budaya hendaknya selalu mengedepankan wawasan multikultural,
bukan monokultural. Untuk memperbaiki kekurangan dan kegagalan, serta
membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan. Dalam konteks
pendidikan, bahwa semua persoalan dalam masyarakat akan bisa diperbaiki melalui
proses pendidikan. Artinya kegagalan masyarakat adalah kegagalan pendidikan dan
sebaliknya. Dengan demikian, dalam mengatasi segala problematika masyarakat
sebaiknya dimulai dari penataan secara sistemik dan metodologis dalam
pendidikan. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah Proses belajar
mengajar (pembelajaran). Untuk memperbaiki realitas masyarakat, perlu dimulai
dari proses pembelajaran. Multikultural bisa dibentuk melalui proses
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis multikultural.
Yaitu proses pembelajaran yang lebih mengarah pada upaya menghargai perbedaan
diantara sesama manusia sehingga terwujud ketenangan dan ketentraman tatanan
kehidupan masyarakat.
Pembelajaran multikultural adalah sebuah proses pembelajaran
yang dapat membimbing, membentuk dan mengkondisikan siswa agar memiliki mental
atau karakteristik terbiasa hidup ditengah-tengah perbedaan yang sangbat
kompleks, baik perbedaan ideologi, perbedaan sosial, perbedaan ekonomi dan
perbedaan agama. Dengan pembelajaran mutikultural para lulusan akan dapat
memiliki sikap kemandirian dalam menyadari dan menyelesaikan segala problem
kehidupannya, melalui berbagai macam cara dan strategi pendidikan serta
mengimplementasikanya yang mempunyai visi dan misi yang selalu menegakan dan
mnenghargai pluralisme, demkrasi dan humanisme. Diharapkan para generasi
penerus menjadi ”Generasi Multikultural” yang menghargai perbedaan, selalu
menegakan nilai-nilai demokrasi, keadilan dan kemanusiaan yang akan datang.
Secara mendalam mempelajari tentang
pembelajaran multikultural, hal-hal yang bisa dikaji dalam pembelajaran ini
adalah salah satunya mengenai tentang tingkat pemahaman siswa yang pada
dasarnya selalu memiliki perbedaan. Ini pula dapat menjadi satu kajian mendalam
bagi para pendidik untuk merumuskan solusi dari kondisi ini yang tentunya
adanya perbedaan tersebut di latar belakang oleh banyak persoalan. Oleh karena
itu, mengacu pada persoalan tersebut penulis mengambil judul kajian penelitian
tentang pembelajaran multikultural yakni “Mengkaji Tingkat Pemahaman Siswa Dalam
Pembelajaran PPKn Kelas VII.1 di SMPN 3 Tarowang”
B. Rumusan
Malasah
Adapun
rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan adalah “Bagaimanakah tingkat
pemahaman siswa dalam pembelajaran PPKn kelas VII.1 di SMPN 3 Tarowang?
C. Pengumpulan
Data
Dari penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi dan
wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur yakni
wawancara yang dilakukan dengan beberapa pertanyaan yang telah disusun namun pada
saat mewawancarai pertanyaan itu kemudian berkembang ditengah melakukan
wawancara hingga menemukan jawaban yang
jelas terkait persoalan yang dikaji.
D. Pengelolaan
Data
Pengelolaan
data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data dengan model miles dan
huberman
atau teknik analisis data kualitatif. Dalam analisis data
kualitatif terdiri atas tiga alur yaitu, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi (Sugiyono, 2010:246)
1.
Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data awal yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif
berlangsung. Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan selanjutnya ialah:
a. Mengkategorikan
data (Coding) ialah upaya
memilah-milah setiap satuan data ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan
(Moleong, 2011: 288).
b. Interpretasi
data ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah dianalisis atau dengan kata lain,
interpretasi merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya
dari data penelitian (Hasan, 2002: 137).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang
diperoleh pada saat penelitian mengenai persepsi pemustaka tentang peternakan,
daun pepaya dan sistem imun pada ayam, kemudian data tersebut diklasifikasikan
dan dipilih secara sederhana.
2.
Penyajian data (Data Display)
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi
informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data yang lazim digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk teks naratif.
Maksud dari teks naratif ialah peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan
sebelumnya mengenai persepsi pemustaka tentang tepung daun pepaya sebagai
vitamin dalam meningkatkan imunitas untuk meminimalisir angka moratalitas pada
ayam fase starter yang kemudian dibentuk simpulan dan selanjutnya simpulan
tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif.
3.
Penarikan simpulan (Conclusion/Verying)
Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi
dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat
keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan
proporsi. Pada tahap ini, penulis menarik simpulan dari data yang telah
disimpulkan sebelumnya, kemudian mencocokkan catatan dan pengamatan yang
dilakukan penulis pada saat penelitian.
Pada proses penelitian yang dilakukan oleh penulis
dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, mengenai tentang kajian
tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran PPKn di kelas VII.1, data yang
diperoleh adalah sebagai berikut. Dalam
pengamatan yang dilakukan penulis melihat saat guru memasuki ruang kelas siswa
ia melakukan tahapan awal Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan seperti biasanya
yang sering dilakukan oleh setiap guru yakni memberikan salam, lalu
memerintahkan ketua kelas untuk menyiapkan teman-teman kelasnya sebelum memulai
pembelajaran. Lalu guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang pembelajaran
yang lalu yang telah diajarkan. Jumlah siswa yang terdapat di ruang kelas VII
tersebut adalah sebanyak 20 orang namun yang hadir hanya 14 orang, hari Rabu 8
Mei 2019, pukul 11.00-11.45 WITA. Kemudian selain itu, saat memulai
pembelajaran inti terlihat guru mengecek catatan para siswa lalu setelah dicek
memberi perintah untuk melanjutkan catatan materi yang ada di buku paket PPKn
hingga beberapa halaman. Dalam satu pertemuan itu siswa hanya terlihat
diberikan pengajaran seperti itu tanpa ada pembahasan lebih lanjut oleh sang
guru. Dan setelah jam pembelajaran selesai, guru kemudian memerintahkan siswa
untuk menyiapkan siswa untuk pulang.
Hasil wawancara
yang diperoleh diketahui bahwa ternyata dalam metode pembelajaran yang
dilakukan guru menggunakan dua cara yaitu menggunakan metode menyalin atau
mencatat materi yang ada dalam buku paket untuk satu pertemuan kemudian dalam
pertemuan selanjutnya menggunakan metode ceramah yakni akan dibahas tuntas
mengenai tentang materi yang telah dicatat.
Terkait objek
penelitian yang dilakukan yakni mengkaji tingkat pemahaman siswa, didapatkan
pemerolehan data bahwasanya dari keseluruhan siswa yang ada di kelas VII.1 yang
mampu paham materi yang diberikan hanya sekitar 40% dan kebanyakan didominasi
oleh perempuan. Fakta ini didukung oleh hasil wawancara dengan siswa secara
langsung bahwa kebanyakan yang sering mengulang pembelajarannya adalah
perempuan, laki-laki diketahui bahwa setelah proses pembelajaran selesai baik
di sekolah maupun di rumah tidak pernah mengulang kembali pembelajaran yang
dilakukan. Kemudian, cara guru mengetahui siswa yang telah paham dan yang belum
adalah dengan menggunakan sistem evaluasi tes. Dikatakan oleh guru bahwa pada
saat tes berlangsung semua buku baik catatan atau paket di simpan di depan
dekat meja sang guru sehingga proses kecurangan yang dapat terjadi saat proses
evaluasi bisa terminimalisir. Namun dari pengakuan siswa saat diwawancarai ada
beberapa yang masih melakukan aksi curang atu mencontek saat evaluasi dan ini
kebanyakan dari laki-laki. Dan hasil terakhir yang didapatkan dalam proses
wawancara guru dan siswa adalah bahwa ketika guru telah mengetahu masih banyak
siswa yang belum memahami dengan baik materi yang diajarkan, sang guru
memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah.
E. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran PPKn di kelas VII.1 SMPN 3 Tarowang
adalah para siswa belum keseluruhan mampu memehami dengan baik pelajaran yang
diberikan oleh guru. Dari keseluruhan siswa yang ada, jika dipersenkan jumlah
yang paham dengan baik pembelajaran PPKn yang diajarkan adalah hanya sebanyak
40%. Guru dalam menilai tingkat pemahaman siswa menggunakann teknik evaluasi
tertulis dan untuk siswa yang belum memahami lebih mendalam pelajaran PPKn yang
diberikan mendapatkan tugas tambahan sebagai bentuk usaha agar siswa mampu
lebih belajar dan mendalami materi yang diberikan oleh guru.
F. Daftar
Pustaka
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. ALFABETA, cv.
Bandung.
Kompas Online . 2018
https://www.kompasiana.com/habibnurcahyo/5a96f1ae16835f46196b8874/masyarakat-multikultural-dan-pendidikan-multikultur. Diakses Selasa, 14 Mei 2019 pukul 03.04 WITA.
G. Lampiran
1. Pertanyaan wawancara (Semi terstruktur)
a. Guru.
1. Metode
pembelajaran apa yang sering digunakan dalam pembelajaran?
2. Apakah
Anda mengetahui siswa yang paham dan yang tidak paham dalam pembelajaran yang
Anda berikan?
3. Apa
indikator Anda dalam menilai siswa yang paham dan yang tidak paham dalam
pembelajaran yang Anda berikan?
4. Apa
yang Anda lakukan saat mengetahui masih ada siswa yang belum paham dengan
pembelajaran yang Anda berikan?
5. Seberapa
banyak persentase terhadap siswa yang memahami pembelajaran?
6. Bagaimana
cara Anda dalam meningkatkan pemahaman siswa?
b. Siswa
1. Apakah
Anda belajar sebelum mata pelajaran dimulai?
2. Apakah
Anda sering mengulang/mempelajari sendiri pelajaran yang telah diberikan di
sekolah?
3. Apakah
Anda sering belajar bersama dengan teman Anda untuk mengulas ulang pelajaran
yang telah guru berikan?
4. Apa
yang Anda lakukan setelah pelajaran telah diikuti?
5. Sepulang
di rumah apa yang sering Anda lakukan setelah belajar di sekolah? Apakah Anda
menyukai pelajaran ini?
6. Apakah
Anda bertanya jika tidak memahami pelajaran yang diberikan oleh guru?

0 komentar:
Posting Komentar