POLITIK YANG MENGGELITIK:
BENARKAH ADA SEBUAH ‘KONSPIRASI’ ?
Oleh : NuruL Fathanah
Pesta Demokrasi, begitulah adanya yang masyarakat sering gaungkan untuk
beberapa waktu belakangan ini. Tahun 2019 adalah tahun yang mana sebuah suksesi
kepemimpinan dijalani karena telah memasuki tahun penghabisan masa abdi bagi
para pemimpin selama satu periode yang berlaku sejak tahun 2014 lalu, yang
mencakup ranah kepemimpinan presiden dan kepemimpinan para perwakilan rakyat
yang diantaranya adalah legislatif tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan
pemimpin DPD. Lima tahun sekali, sesuai amanat UUD yang telah diamandemen sejak
munculnya reformasi, para pemimpin negeri melakukan suksesi.
Berbicara tentang politik, kita perlu menyamakan persepsi tentang politik
itu sendiri bahwa maknanya berkaitan dengan pengetahuan tentang ketatanegaraan
atau pemerintahan. Dalam pengertian yang lain secara lebih luas dimaknai
sebagai sebuah sistem dalam masyarakat yang berkaitan dengan segala urusan atau
tindakan tentang siasat yang berhubungan dengan kekuasaan untuk mencapai
kepentingan bersama. Dalam prosesnya,
politik erat kaitannya dengan kenegaraan atau dunia pemerintahan.
Dan perlu diketahui bersama bahwa politik bukanlah hal yang kotor. Hanya
saja para pemangku kepentingan yang menjalankan politik itu yang sering
menggunakannya tidak sesuai arah dan fungsi yang seharusnya dijalankan sehingga
oleh masyarakat terkesan kotor dalam paradigma.
Rabu, 17 April 2019 yang lalu telah diadakan pemilu (pemilihan umum)
serentak di Indonesia untuk memilih pemimpin negara (presiden) beserta pemimpin
para wakil rakyat (legislatif). Sebelum dan pasca pemilu sontak
menjadikan negara ini begitu riuh dengan pembahasan pemilu. Begitu banyak
kicauan para netizen para pendukung yang menjadi calon pemimpin di negeri ini
di sosial media. Berbagai aksi dukung mendukung yang semerbak mewangi mewarnai
hari-hari menjelang pemilu. Sangat meriah, mulai dari penyebaran pamflet yang
membludak, baik dari segi soft ataupun hard file nya, dan aksi-aksi serangan
(katanya serangan fajar) yang banyak ditemui oleh masyarakat. Hingga pada
minggu tenang sebelum pemilihan umum, aksi debat dan fanatisme dukungan untuk
para pemimpin negeri dari para pendukung begitu riuh dirasakan. dalam hati
berkata bahwa minggu tenang atau pekan tenang sebelum pemilu diadakan
hakikatnya tidak terjadi ketenangan, para pendukung sibuk menggelora
menampilkan dukungannya.
Lalu setelah pemilihan umum dilakukan, sontak memberi kabar baru yang cukup
membuat masyarakat tergoda untuk berkicau lebih banyak. Tentang hasil
perhitungan suara dari para calon pemimpin negeri ini. merujuk pada perhitungan
suara untuk calon presiden, dari dua pasangan calon (paslon) hitungan suaranya
menimbulkan kontestasi (pro kontra) publik melihat hasil yang ditampilkan baik
yang dihitung secara cepat (quict count) maupun hitungan hasil manual hasil dari
KPU. Sebuah pertanyaan muncul dari bilik hati masyarakat melihat hasil
perhitungan yang ditampilkan, di hasil quick
count yang telah diketahui di beberapa daerah yang menunjukkan paslon kedua
yang memiliki kemenangan diatas tapi rekapitulasinya malah menunjukkan
sebaliknya. Masyarakat mempertanyakan tentang rekapitulasi dari hasil
perhitungan cepat yang pada konotasi anggapan mereka merasa ‘ada manipulasi’. Namun ini masih
anggapan masyarakast awam, tidak mutlak dijadikan rujukan bahwa paslon pertama melakukan
kecurangan dalam hasil perhitungan. Masyarakat hanya sebagai pengamat yang
hanya bisa berkomentar dari apa yang merekaa lihat, masih subjektif, masih
parsial karena harus dipahami bahwa orang-orang yang berhitung pastilah bukan
orang-orang yang sembarangan Penulis sangat berhati-hati dan sedang berusaha
untuk tidak berpihak atau berusaha menjadi netral dalam membahas hal ini.
Melihat fenomena hasil pemilu yang terjadi saat ini, penulis merasa miris
melihat dinamika yang terjadi. Cukup menggelitik hati nurani mempertanyakan
apakah sistem demokrasi atau sistem politik di negara ini benar-benar
dijalankan secara utuh oleh para pemangku kepentingan dengan murni? mulai dari masyarakat sebagai pemberi suara,
lalu ke panitia pelaksana pemilihan, kemudian ke para pejabat-pejabat, para
mitra-mitra pendukung dan si calon pemimpin itu sendiri, apakah mereka semua
telah menjalankan sistem demokrasi di negara ini sesuai dengan aturan
konstitusi?
Ini menjadi keresahan penulis secara pribadi melihat kondisi pasca
pemilihan umum yang tak kunjung menemui kepastian hasil secara murni. Banyaknya
temuan kecurangan yang terjadi di beberapa tempat di pelosok negeri, mulai dari
sebelum pemilihan didapati bahwa ada surat suara yang telah tercoblos kemudian
adanya ketidaksesuaian hasil perhitungan suara di KPU, juga parahnya ada pula
di beberapa TPS yang pilihan paslon yang dominan banyak dipilih warga justru
melihat hasil perhitungan minim sekali jumlah yang terhitung disana. Apa yang
terjadi saudara saudari sebangsa sekalian? Nalar kalian pasti akan menuntun
kalian menuju satu pertanyaan yakni ‘apakah ada konspirasi di dalamnya?’
Negeri ini sungguh lucu ternyata, kita dituntut untuk mengedepankan
kepentingan bersama namun nyatanya yang terlihat adalah kepentingan pribadi serta
golongan, buktinya telah banyak di lapangan jika saudara saudari cermat dalam
mencerna peristiwa yang tersaji kepada kita semua.
Kepada teman-teman, adik-adik, kakak-kakak, orangtua dan seluruh masyarakat
sebangsa dan senegeriku, bukan hal yang mengejutkan memang mengetahui bahwa
dalam perpolitikan INDONESIA menjadikan segala kepentingan itu membawa tindak
tanduk yang tidak mengenal haram halal untuk dilakukan demi sebuah kekuasaan.
Seolah negeri ini telah jauh dari ajaran agamanya yang mayoritas para pemimpin
penganut ISLAM di dalam. Nilai itu jauh terlempar dari hadapan atau sengaja
tidak mampu digenggam karena sistem yang telah lama mendarah daging disana.
Terpaksa berbuat salah(?) hanya demi sebuah kekuasaan. Ini yang kita takutkan.
Negeri ini sedang menuju negeri sekuler yang memisahkan nilai-nilai keberagamaan
dan kenegaraan untuk diselaraskan. Naudzubillah.
Buktinya telah banyak terlihat, mari membuka mata menyadari ini semua.
Semoga negeri ini masih tetap dalam lindungan Tuhan. Siapapun pemimpin yang
akan terpilih semoga menjadi pemimpin yang mampu membawa negeri ini untuk
berada dalam tindak tanduk kebaikan. Kebaikan yang adanya utuh dan murni, tidak
dimanipulasi hanya untuk meningkatkan grade citra diri. Semoga semua dari kita
senantiasa mendapat petunjuk yang benar. Dan menjadikan negara ini tetap aman,
damai, beradab, dan sentausa, bersama masyarakat yang penuh dengan keberagaman.
SALAM DAMAI RAKYAT INDONESIA
BAIK-BAIKLAH NEGARAKU YANG TERCINTA
4 komentar:
keren-keren
Kembali disuarakan
Ditunggu tulisan teman2 yg lain
IGT Gaming, Casinos, and Games for sale in Maricopa
Find your ventureberg.com/ complete list wooricasinos.info of casinos, games and casino-roll.com games at IGT Gaming in Maricopa, deccasino Arizona. 1. Casinos in Casino at apr casino Residence
Posting Komentar