Alhamdulillah ala kulli haal. Segala puji bagi Allah atas segala yang terjadi. Untuk kali yang pertama, jauh dari keluarga, jauh dari peradaban kampung halaman, seorang diri di dalam kamar di kota perantauan, terkulai sakit semalaman.
Aku tak tahu sebab yang mana yang menjadikan kepalaku tetiba begitu pusing. Efek karena haid, makan terlalu sedikit, atau mungkin karena ada kesalahan yang lain kemudian membuatku dibalas dengan sakit kepala. Entah.
Aku tak kuat menahannya. Tidurku tak nyenyak. Dan aku tak bisa memanggil adikku untuk membantu memijit kepalaku yang sakit seperti yang biasa kulakukan ketika di Gowa dan Bantaeng. Atau memanggil tanteku untuk membantuku membuatkan makanan untuk asupan. Aku tak punya siapa-siapa dan aku sangat sungkan untuk merepotkan teman kosku.
Aku berjuang sendiri. Aku memanggil-manggil bapakku dengan lirih suara dalam pembaringan. Aku tak kuat. Aku menangis. Tetiba aku mengingat seseorang. Aku juga mengingat ibunya yang pernah memberikanku obat. Kenapa mereka yang pertama kuingat? Kenapa bukan teman-temanku yang bekerja sebagai dokter untuk kuhubungi secepatnya? Tapi aku tak melakukan itu. Aku tak menghubungi siapa-siapa. Aku hanya mengingat mereka yang pernah membantuku.
Aku beristighfar sebanyak-banyaknya. Aku bershalawat. Aku berusaha memijit kepalaku sendiri semampu yang kubisa. Dan hari senin pagi pun tiba. Jadwal kuliah pukul 7 akan dimulai. Beruntung kuliah di hari senin berlangsung online. Aku bisa hadir tanpa perlu memberi keterangan sakit. Aku tetap di pembaringan dan mendengarkan temanku berdiskusi. Aku benar-benar tak kuat memandang lama layar telepon.
Aku tak kuat menahan sakitnya dan aku segera menuju kamar kecil untuk mengeluarkan muntahan berupa cairan yang rasanya pahit. Aku tak tahu aku kenapa. Ini gejala apa. Lalu kembali ke kamar dan mengambil air putih. Aku kemudian meminumnya dan memasaknya sebagian untuk membuat minuman hangat dicampur sebungkus energen. Aku merasa lumayan baikan setelah aku meminumnya.
Aku tak berencana untuk membeli obat. Aku suka keras kepala memang. Aku tak suka dengan obat. Aku mengingat di bulan mei lalu saat bersama dia di pulau, aku juga merasakan sakit kepala dan aku diberi obat olehnya. Aku sudah mengatakan aku tak ingin minum obat tapi tetap diberi. Aku hanya menyimpannya di dalam tas. Dan aku meminta untuk dibelikan susu beruang. Seperti yang kulakukan hari ini. Aku hanya membeli susu beruang. Dan buah-buahan untuk ku konsumsi. Sebelum itu, aku membeli nasi goreng karena lidahku merasa sangat ingin menikmati makanan tersebut. Dan setelah beberapa saat, aku terlelap kembali, dan ketika bangun, aku merasa kepalaku sudah jauh cukup enakan dibanding tadi.
Aku sering mengabaikan makan ketika aku telah terlena dalam aktivitas. Apalagi aktivitas itu adalah sesuatu yang aku sukai. Contohnya menulis. Seingatku, semalam aku lambat untuk makan dan tak menunaikan niatku untuk membeli lauk sehingga makanan yang masuk ke perut hanya seadanya, karena aku menulis sesuatu. Aku tak disiplin dengan niatku menjaga kesehatan. Setelah sakit, barulah menyesal. Dan aku perlu untuk lebih berdisiplin lagi. Aku tak boleh sakit karena sakit di daerah perantauan itu mahal. Mahal karena tak ada mereka yang sering membantuku untuk bisa menemani.
Karena sedang dalam kondisi halangan, aku hanya berdoa dalam duduk bersandar di dinding di atas kasur "Aku berterima kasih kepada Allah karena begitu menyayangiku. Memberikanku kekuatan untuk bisa berjuang menyelesaikan masalahku sendiri. Dan tidak mudah merepotkan orang lain. Aku memohon kepada Allah untuk menjaga mereka yang jauh dariku saat ini. Aku tak punya kekuatan apa-apa untuk melindungi mereka yang kusayangi, aku hanya bisa bersandar kepada Allah untuk berdoa agar mereka selalu dilindungi"
Aku sadar bahwa manusia bukanlah apa-apa tanpa pertolongan Tuhan. Semoga segala hajat, segala apa yang kuharapkan dalam hidup tak pernah lepas melibatkan Dia yang telah menciptakan. Semoga niat tak salah arah. Semoga Tuhan memberi petunjuk yang lurus dalam perjalanan hidup ini.
Alhamdulillah ala kulli haal.
0 komentar:
Posting Komentar