Kamis, 15 September 2022

Jika Kau Disini


Jika kau disini, aku akan mengenalkan dirimu kepada teman-temanku. Seperti yang biasa kau lakukan kepada teman-temanmu.  Yang sering begitu entengnya engkau mengajakku dalam perkumpulanmu. Lalu aku ingin mengajakmu ke tempat yang sejuk. Tempat yang selalu ku minta kepadamu untuk menemaniku saat aku masih disana, belum jauh seperti ini. Aku tak akan lagi bingung untuk mencari kemana tempat yang bagus. Tidak seperti waktu itu. Aku kadang merasa bersalah kepadamu karena membuat waktumu terbuang hanya untuk memikirkan tempat. Jangan kaget. Aku memang setidakenakan itu. Walau bahkan hal-hal kecil. Betapa aku sangat menghargaimu. Aku akan memutarkan lagu kesukaanmu. Silampukau, banda neira, fourtwenty, aku tahu yang kamu suka. Untuk waktu yang kumiliki ini, aku ingin membuatmu merasa senang. Dengan semampu yang kubisa.

Jika kau disini, aku akan duduk bersamamu, bercerita apapun yang kumau, menanyaimu apapun yang ada dipikiranku, hingga kau merasa bosan. Tapi aku berharap kau tak pernah merasa bosan denganku. Aku akan mendengarkan ocehan-ocehanmu. Kritikan-kritikanmu. Bahkan sekalipun aku harus menangis. Akan kubiarkan diriku. Karena setelah itu kau akan tertawa yang tak jelas yang sebab itu  akan memancingku untuk tersenyum. Aku akan mendengarkan segala yang ingin kau bicarakan.  Lalu aku akan menceritakanmu sesuatu yang tak pernah engkau dengar. 

Aku kemudian menatap sekeliling, dan menatap langit denganmu. Hingga malam tiba. Dan bintang menyapa kita. Aku begitu terharu ketika mendengarkan lagu yang dicover oleh Noah dengan judul ‘Aku dan Bintang’.

“Dan rasakan semua bintang, memanggil tawamu terbang ke atas, tinggalkan semua, hanya KITA dan BINTANG”

Aku ingin kau disini. 

Walau sebenarnya aku sudah menemanimu sejak dari tadi. Dalam ruang hampa yang kumiliki. Ruang yang selalu memanggil namamu seolah tak pernah ingin untuk diabaikan barang sejenak. 

Ruang mewah bernama imajinasi.

Tapi semewah apapun itu

Imajinasi hanya imajinasi 

Hanya menawarkan separuh sisi 

Tak pernah utuh

0 komentar: