Selasa, 16 Oktober 2018

Pertautan Yang Mengesankan


BERDIRI DI ATAS BENDERA KEMANUSIAAN.

Semua orang bisa bersatu tanpa memandang skala suku, etnis, ras, agama, dan pengkelas-kelasan yang lainnya, semua bisa berada dalam satu kekeluargaan atas nama ‘KEMANUSIAAN’.

Menjadi bahagia tak hanya dapat dihitung dari seberapa besar materi yang kau punya, namun mendefinisikan kata ‘bahagia’ dapat kau temukan sesederhana kau memberikan senyuman kepada sesama, kau berlaku santun dan ramah, atau memberi perhatian kepada mereka yang sedang sakit atau terkena musibah. Semuanya hanya berbicara tentang kepedulian kepada sesama. Dan dari kepedulian itu manusia bisa merasakan sebuah kebahagiaan.

Memberi peduli berarti memberi bahagia.

Dan berlaku baiklah kepada sesamamu. Perumpamaan sebagai sesama manusia yang bersaudara, dinukil dari sebuah hadits "kaum muslimin itu seperti satu tubuh, jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh anggota badan yang lain ikut merasakan" dan selaras pula dengan hadits ini "Orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain..."[Shahih Muslim No. 4684]

Lalu ditarik dalam konteks yang luas; yang tidak hanya merupakan dari kalangan kita namun dari banyak orang yang membutuhkan kebaikan dari pertolongan kita seperti yang terjadi pada gempa di lombok, gempa dan tsunami di palu, donggala dan sekitarnya, menjadi contoh dari tragedi kehidupan yang membawa manusia yang berada diluar dari daerah tersebut untuk saling bergotong royong membantu sebagai sesama saudara yang diikat dalam satu kelas yang disebut ‘kelas kemanusiaan’ tanpa memandang klaster yang lebih spesifik seperti suku, ras dan agama. Dan kepedulian itu tentunya membawa kesan bahagia bagi mereka yang mendapatkan peristiwa bencana karena mendapatkan kepedulian dari sesamanya .

Seperti itu pulalah rasa hati dari seorang perempuan yang memiliki ibu yang sedang sakit dengan derajat penyakit stadium empat kemudian mendapatkan kepedulian dari banyak teman dan kerabat.

Terima kasih atas kepeduliannya.

Tidak ada kata yang paling agung untuk diucapkan kecuali TERIMA KASIH YANG BANYAK kepada mereka yang telah memberi waktu walau untuk sekadar memberikan motivasi semangat, meluangkan waktu menjenguk ditengah padatnya rutinitas mereka, bahkan sampai repot-repot membawakan bingkisan makanan.

Perempuan itu merasa berada dalam ruang gelap yang dihiasi bintang-bintang. Duka yang dibaur keindahan. Kesedihan yang  didekatkan dengan kebahagiaan. Perempuan itu berkalung derita batin yang kemudian ditaburi perhatian atas kepedulian sehingga melahirkan sebuah ketenteraman pada perasaan.

Hal ini cukup berharga dan berkesan.

Dari dalam hati perempuan itu ia memanjatkan doa; semoga segala perhatian yang diberikan dan atas setiap kebaikan yang telah dilakukan mendapatkan balasan yang lebih baik dari-Nya.

Meski dikata berat, meski dirasa sulit, meski banyak orang berkata bahwa menjadi diri perempuan itu adalah kondisi perjalanan hidup yang rumit, namun satu yang dipercayai “SEMUA YANG DIALAMI SUDAH DALAM KADAR KETENTUAN DARI BINGKISAN TAKDIR” tiap-tiap orang punya tantangan hidup masing-masing. Kita hanya perlu memahami, bersabar dan berikhtiar semampu diri. Atas nilai kemanusiaan yang senantiasa kita mengerti, semoga menjadikan diri kita untuk selalu berbuat baik.

“Tidak ada balasan kebaikan selain balasan kebaikan pula” Ar-rahman : 60.

Demikian Tuhan menciptakan begitu banyak macam cara mempertemukan dan mempererat jalinan sesama manusia.

At the end of the text,
“SEMOGA MAMA MENDAPATKAN KEBERKAHAN”
Aamiin.

(Sumber : data pribadi)

0 komentar: