Manusia adalah seorang pemimpin.
Dan tiap-tiap pemimpin bertanggungjawab atas kepemimpinan yang ia jalani. Lingkup
terkecil atas kepemimpinan manusia adalah menjadi pemimpin atas dirinya
sendiri. Bagaimana ia mampu memanajemenkan dirinya dengan baik, tuntas dalam
ranah-ranah individualitas seperti contoh sederhananya adalah manusia yang mampu
mengontrol diri atau menghargai satu sama lain.
Melatih kepemimpinan diri
secara lebih matang dapat kita peroleh dengan jalan bergabung atau menjadikan
diri bagian dari sebuah lembaga atau organisasi. Setiap masa satu periode
kepemimpinan para pemegang tampuk amanah akan memiliki masa, rasa, cerita dan
dinamika yang berbeda dari setiap periode yang telah berganti. Apakah menjadi
lebih baik atau bisa jadi sebaliknya semua bergantung bagaimana orang-orang
yang menjadi stakeholder menjalankan
kinerja di lembaga atau organisasi.
Suksesi demi suksesi akan
senantiasa ditemui dan menjadi satu hal yang menjadi hukum prinsipil karena
tidak akan mungkin orang-orang dalam satu periode kepemimpinan tersebut yang
akan terus menerus menjabat mengurusi tatanan lembaga atau organisasi. Karena perjalanan
memimpin itu memiliki limitasi yang telah ditetapkan dalam sebuah dasar peraturan.
Menjalani sebuah suksesi kepemimpinan seyogianya mampu menjadi ajang refleksi
bagi para pengganti yang akan mengurusi lembaga atau organisasi ke depannya
nanti agar segala hal dari berbagai persoalan dinamika yang pernah hadir selama
satu periode sebelumnya dapat diminimalisir untuk tidak terulang sama lagi selama
satu periode selanjutnya.
Terlepas dari hal tersebut,
bergabung dalam sebuah lembaga atau organisasi bukan tentang untuk
berlomba-lomba meraup kesempatan untuk memperoleh sebuah jabatan, melainkan
adalah seberapa kita yakin atau mampu menjalankan roda kelembagaan atau
organisasi untuk memberikan jaminan kontribusi yang kita bisa. Tak lain dan tak
bukan adalah untuk menjaga nama, wibawa serta kemajuan dari lembaga atau
organisasi yang kita ikuti. Bukan hanya sekadar memajang nama, apalagi untuk menjadikannya
kebanggaan untuk dipamer diluar sana. Kita butuh yakin pada diri sendiri bahwa
keputusan untuk menjadi stakeholder
di lembaga atau organisasi adalah sebuah keniscayaan untuk bagaimana kita
benar-benar mampu menjalankan amanah.
Oleh karena itu, seberapa
banyak pun organisasi yang kita punyai maka cerdaslah dalam memutuskan pilihan
dalam melihat kebutuhan-kebutuhan pada setiap organisasi tersebut yang kita ikuti.
"Lihat kemampuanmu,
jangan lihat siapa yang mendorongmu. Selaraskan suara hati dan rasiomu,
lalu tentukan pilihanmu. Pastikan keyakinanmu dan buktikanlah kontribusimu.
Sehingga pilihan atas dirimu bukan atas
adanya sebuah tendensi, namun benar-benar atas kemerdekaan yang kamu miliki. "
#nurulfaa
0 komentar:
Posting Komentar