Kamis, 06 September 2018

Periode Generasi ‘16

Gambar terkait
(sumber gambar : google)



Mahasiswa angkatan 2016, saat ini menjadi masa-masa mereka untuk menjalankan kepemimpinan secara kaffah, mengapa disebut demikian karena memasuki periode yang mana dirinya mendapatkan tampuk pemegang kepentingan tertinggi dalam kelembagaan di tingkat jurusan. Meski mungkin tidak semuanya, namun dapat dipastikan dominannya adalah di banyak himpunan jurusan di berbagai perguruan tinggi atau universitas di Indonesia, masa-masa sekarang ini adalah masa dimana angkatan 16 berkontribusi lebih besar dalam mengawal lembaga. Karena angkatan 16 lah yang akan memegang nahkoda kapal atau gelar ketua lembaga.

“Sadar akan diri dan bertanggungjawab akan kesadaran”

Kutipan ini adalah salah satu pesan dari seseorang yang telah banyak memperoleh pengalaman di kelembagaan. Dan amat sangat menyentuh. Secara kontekstual ditarik dalam pembahasan periode kepemimpinan generasi ’16 saat ini, kalimat tersebut mengirimkan sinyal bagi pikiran dan perasaan kita untuk bagaimana kita menyikapi eksistensi kita dan menyalurkan tanggungjawab. Jika kita adalah orang yang benar-benar ingin berproses di kelembagaan tingkat jurusan, maka menjadi pribadi yang setengah-setengah adalah pilihan yang tidak dibutuhkan. Bukan hanya di himpunan namun di segala lembaga. Artinya bahwa keinginan yang hadir tersebut harus diselaraskan dengan realita yang akan kita tampakkan. Pesan ini sangatlah lumrah kita dengar, dengan bahasa-bahasa yang lebih sederhana.

Kalian yang merupakan mahasiswa aktif di lembaga, ketika merasa lengah menjalani kehidupan kelembagaan disana, maka akan ditemukan kegelisahan yang besar karena tak memberikan sumbangsi yang maksimal dalam menuntaskan amanah. Hal ini akan terjadi jika kalian adalah mahasiswa organisatoris yang memiliki ketinggian dalam berkesadaran.

Sinergitas atau kekompakan dan kedaulatan di dalam satu kelembagaan adalah hal krusial yang dibutuhkan. Jika sekali kita telah memilih, maka konsekuensi selanjutnya adalah kita harus berani mengakhiri, dan jangan berlari dari segala macam kenyataan yang dihadapi. 
*ini pesan sakral untuk diri penulis, kemudian untuk teman-teman*

And last but no the least, siapapun kita, dari himpunan manapun kita, bekerjalah semaksimalnya dalam periode kepemimpinan yang sudah tersaji  untuk kita cicipi lalu secara lahap untuk kita eksekusi. Masa-masa ini dalam periode kemahasiswaan hanya sekali ditemui, setelah itu scope kepemimpinan berbeda yang lain yang akan hadir mendatangi. Tidak akan sama lagi. Bergantung pilihan kita untuk ikut atau tidak dalam beralih ke lembaga lain yang lebih tinggi, semua terserah dari kemauan dari diri kita masing-masing. Jangan sia-siakan kesempatan, peluang, atau masa yang patut kita nikmati. Karena berlembaga adalah satu bentuk pembelajaran, dan belajar itu adalah sesuatu yang selalu dibutuhkan. Belajar tidak hanya tentang materi perkuliahan namun lebih luas dari itu mencakup masalah sosial kehidupan. Beruntunglah jika kita mampu memperoleh pelajaran di banyak lembaga, wawasan yang bisa kita punya akan amat beragam dan sangat menyokong khazanah keilmuan bagi diri kita.


----

Setitik cerita dari mahasiswi generasi ’16. Mahasiswi yang senantiasa mencari pelajaran-pelajaran berharga lewat proses perjalanan kelembagaan. Ini adalah cerita kesekian kalinya dan menjadi awal yang mampu terceritakan dalam tulisan selama berproses di himpunan. Saya pikir, saya merasa perlu menjadi bagian yang berkontribusi dari kelembagaan jurusan. Hmm, btw bagaimana dengan kalian sahabat? Apakah kalian sama? Kalian adalah pemimpin, mari asah skill kepemimpinan dengan bergabung di berbagai wadah pengembangan diri.


Salam Perjuangan.


0 komentar: