
(sumber gambar : google)
Mahasiswa angkatan 2016, saat
ini menjadi masa-masa mereka untuk menjalankan kepemimpinan secara kaffah,
mengapa disebut demikian karena memasuki periode yang mana dirinya mendapatkan
tampuk pemegang kepentingan tertinggi dalam kelembagaan di tingkat jurusan. Meski
mungkin tidak semuanya, namun dapat dipastikan dominannya adalah di banyak
himpunan jurusan di berbagai perguruan tinggi atau universitas di Indonesia, masa-masa
sekarang ini adalah masa dimana angkatan 16 berkontribusi lebih besar dalam
mengawal lembaga. Karena angkatan 16 lah yang akan memegang nahkoda kapal atau gelar
ketua lembaga.
“Sadar akan
diri dan bertanggungjawab akan kesadaran”
Kutipan ini adalah salah
satu pesan dari seseorang yang telah banyak memperoleh pengalaman di kelembagaan.
Dan amat sangat menyentuh. Secara kontekstual ditarik dalam pembahasan periode
kepemimpinan generasi ’16 saat ini, kalimat tersebut mengirimkan sinyal bagi
pikiran dan perasaan kita untuk bagaimana kita menyikapi eksistensi kita dan
menyalurkan tanggungjawab. Jika kita adalah orang yang benar-benar ingin
berproses di kelembagaan tingkat jurusan, maka menjadi pribadi yang
setengah-setengah adalah pilihan yang tidak dibutuhkan. Bukan hanya di himpunan
namun di segala lembaga. Artinya bahwa keinginan yang hadir tersebut harus
diselaraskan dengan realita yang akan kita tampakkan. Pesan ini sangatlah
lumrah kita dengar, dengan bahasa-bahasa yang lebih sederhana.
Kalian yang merupakan
mahasiswa aktif di lembaga, ketika merasa lengah menjalani kehidupan
kelembagaan disana, maka akan ditemukan kegelisahan yang besar karena tak
memberikan sumbangsi yang maksimal dalam menuntaskan amanah. Hal ini akan
terjadi jika kalian adalah mahasiswa organisatoris yang memiliki ketinggian
dalam berkesadaran.
Sinergitas atau kekompakan
dan kedaulatan di dalam satu kelembagaan adalah hal krusial yang dibutuhkan. Jika
sekali kita telah memilih, maka konsekuensi selanjutnya adalah kita harus
berani mengakhiri, dan jangan berlari dari segala macam kenyataan yang
dihadapi.
*ini pesan sakral untuk diri penulis, kemudian untuk teman-teman*
And last but no the least,
siapapun kita, dari himpunan manapun kita, bekerjalah semaksimalnya dalam
periode kepemimpinan yang sudah tersaji untuk
kita cicipi lalu secara lahap untuk kita eksekusi. Masa-masa ini dalam periode
kemahasiswaan hanya sekali ditemui, setelah itu scope kepemimpinan berbeda yang
lain yang akan hadir mendatangi. Tidak akan sama lagi. Bergantung pilihan kita
untuk ikut atau tidak dalam beralih ke lembaga lain yang lebih tinggi, semua
terserah dari kemauan dari diri kita masing-masing. Jangan sia-siakan
kesempatan, peluang, atau masa yang patut kita nikmati. Karena berlembaga
adalah satu bentuk pembelajaran, dan belajar itu adalah sesuatu yang selalu
dibutuhkan. Belajar tidak hanya tentang materi perkuliahan namun lebih luas
dari itu mencakup masalah sosial kehidupan. Beruntunglah jika kita mampu
memperoleh pelajaran di banyak lembaga, wawasan yang bisa kita punya akan amat
beragam dan sangat menyokong khazanah keilmuan bagi diri kita.
----
Setitik cerita dari
mahasiswi generasi ’16. Mahasiswi yang senantiasa mencari pelajaran-pelajaran
berharga lewat proses perjalanan kelembagaan. Ini adalah cerita kesekian
kalinya dan menjadi awal yang mampu terceritakan dalam tulisan selama berproses
di himpunan. Saya pikir, saya merasa perlu menjadi bagian yang berkontribusi
dari kelembagaan jurusan. Hmm, btw bagaimana dengan kalian sahabat? Apakah
kalian sama? Kalian adalah pemimpin, mari asah skill kepemimpinan dengan
bergabung di berbagai wadah pengembangan diri.
Salam Perjuangan.
0 komentar:
Posting Komentar