Ada diwaktu yang
tak disangka, dia memberi kabar yang tak kuasa terbendung rasa sedih di dada.
Dirinya mengajak saya pulang, bersua dengannya, berkumpul bersama keluarga.
Namun sayang, saya lambat untuk datang. Dia terlanjur berada di tempat dirinya
mendapat perawatan dan saya cukup berlapang dada mengetahui dirinya tidak berada di
rumah.
Hujan dari langit
membasahi tanah di bumi, hujan dari mata menjadi wujud rasa sedih di hati.
Mama akan di
operasi lagi. Operasi keempat. Kali ini di bagian perutnya.
The deep of
sadness that feel.
Dan doa adalah
sandaran paling kuat dan kokoh, yang dijadikan tameng untuk tidak
terlihat lemah mengetahui dia yang sedang tidak dalam keadaan kesehatan yang normal.
Suatu ketika di
kala transisi siang menuju sore hari, aku yang berada didekat pembaringannya,
kurasakan dia memandangiku kemudian memanggilku lalu berkata kepadaku;
“kamu jangan
terlalu cepat pergi, tinggallah disini dulu beberapa hari”
Lalu kujawab
pernyataannya;
“aku harus pergi sebelum tanggal 26 nanti”
Kemudian kurasakan
penyesalan mendalam mengingat jawaban yang kulontarkan, kurasakan hangat dimata
yang secara perlahan kristal-kristal dari mata menjadi terbendung, lalu mama
kembali berkata;
“nanti kau tak
melihatku mati”
Pernyataan yang
singkat namun terlalu menyayat. Kulihat dia meneteskan beningnya kristal dari
mata sayunya, dan aku berusaha menyembunyikan kristal itu dari mataku. Dia berpaling
melihatku. Aku merasa sedih melihatnya. Kemudian aku terduduk. Terbungkam. Tak ada
sesuatu yang dapat kuungkap. Hanya doa yang semakin banyak terpanjat. Dan hanya
dengan doa aku memberinya rangkulan yang erat untuk dia senantiasa dikuatkan.
Hidup telah diatur oleh yang maha Kuasa, sisa bagaimana kita berikhtiar dan berdoa meminta
perwujudan dari sebuah pengharapan. Sabar dan syukur lagi-lagi menjadi
kuncinya.
Sore telah tiba. Semburat
jingga di waktu senja terpancar terang melewati jendela dan bermuara di dinding
kamar perawatan. Kulewati pintu, lalu kudekati jendela melihat lebih dekat
merasakan cahaya senja merasuk lebih dalam ke jiwa dan memikirkan betapa besar
dan indahnya ciptaan Tuhan. Masya Allah, la quwwata illa billah.
Aku mengingat
mama. Tentang dirinya, mudah-mudahan ia mendapatkan perwujudan dari pengharapan
yang selalu dipanjatkan.
Dan bagi sahabat
pembaca yang telah baik hati membaca tulisan ini, mudah-mudahan dapat dengan
tulus mengirimkan do’a kepadanya sehingga dengan do’a demikian menjadi satu pengiring
bagi dirinya mendapatkan harapan yang di ridhai. Aamiin.
Terima kasih yang
telah berbaik hati (:
(Sumber gambar : Dokumen Pribadi)
NB : Bagi kita
yang masih memiliki orangtua di dunia ini, jangan lupa senantiasa memberinya
kelakuan-kelakuan yang baik. Berikan mereka perhatian semampu diri selagi dia
masih ada disini. dan jangan lupa mendoakannya setiap saat (setelah menjalankan
shalat). Dan yang telah berada di sisi sang Ilahi, jangan lupa pula mengirimkan
kepadanya doa yang terbaik, karena amalan yang senantiasa diterima oleh manusia
yang telah tiada di bumi salah satunya adalah doa anak yang shalih. Mari kita
istiqamah mengamalkan:)

0 komentar:
Posting Komentar