Rabu, 05 November 2014

Laporan Fisika

LAPORAN FISIKA
PENGUKURAN MENGGUNAKAN JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP


OLEH :

NAMA      :      NURUL FATHANAH
NIS            :      10277
KELAS     :      XI MIA 1
Anggota Kelompok  :
1.        DIRGA PERMANA SAKTI AL-ASLAM
2.        ISWANTO
3.        MUH. IHRAM REYHAN ROSAN
4.        NUR AZIZAH  AMALIAH
5.        NURUL FATHANAH



LABORATORIUM FISIKA
SMA NEGERI 1 BANTAENG


2014



KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur kita panjatakan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu menyelesaikan tugas laporan praktikum yakni “Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup” guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.
      Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang terlibat atas terselesainya tugas laporan ini.
      Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.
                                                                   
                                                                                            Bantaeng, Oktober  2014
           
                                                                                                            Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip-prinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika di antaranya: gerak, cahaya, kalor, listrik, dan energi.
       Penerapan besaran-besaran fisika dalam aktivitas kegiatan sehari-hari senantiasa berkaitan dengan pengamatan dan pengukuran. Sebagai contoh, informasi kecepatan gerak pesawat terbang bagi seorang pilot berguna untuk mengoperasikan pesawat yang dikendalikannya. Besarnya suhu badan kita merupakan informasi untuk mengetahui apakah badan kita sehat atau tidak. Sepatu dan pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran tertentu.
       Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku. Dalam fisika, alat-alat yang sering di gunakan pada pengukuran panjang untuk mengukur suatu benda yaitu seperti  mistar, mikrometer sekrup, dan jangka sorong.


B.     Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui kegunaan jangka sorong dan mikrometer sekrup
2.      Untuk membandingkan tingkat ketelitian jangka sorong dan mikrometer sekrup.















BAB II
KAJIAN TEORI

       Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur. Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula)
       Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
1.    Jangka Sorong
      Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
          Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini.
3.10.JPG
Gambar: Jangka sorong dan bagian-bagiannya

Keterangan gambar:
1.    Rahang untuk pengukuran luar (external jaws)
2.    Rahang untuk pengukuran dalam (internal jaws)
3.    Lidah atau ekor untuk pengukuran kedalaman (depth bar)
4.    Skala utama dalam milimeter
5.    Skala utama dalam inchi
6.    Skala nonius (vernier) untuk satuan milimeter
7.    Skala nonius (vernier) untuk satuan inchi
8.    Kunci pendorong
      Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
       Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah :  ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
       Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).
2.        Mikrometer Sekrup
         Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat.
        Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.
         Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah0,5/50mm = 0,01 mm.
      Adapun bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
  1. Bingkai (Frame)
       Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2.      Landasan (Anvil)
       Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle.
3.      Spindle (gelendong)
       Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4.      Sleeve
      Tempat skala utama.
5.      Thimble
      Tempat skala putar berada
6.      Ratchet Kno
      Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.

1003.jpg

Gambar mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya









BAB III
METODE PENELITIAN

A.       Waktu dan Tanggal Penelitian
       Penelitian ini di lakukan pada hari Kamis, 23 Oktober 2014, pukul 10:15-11:45 WITA. Bertempat di laboratorium fisika SMA Negeri 1 Bantaeng.

B.       Alat dan Bahan
a.    Jangka Sorong
b.    Mikrometer Sekrup
c.    Kelereng
d.   Uang koin
e.    Lempengan

C.      Langkah Kerja
1.         Menyiapkan alat dan bahan
2.         Mengukur benda dengan jangka sorong :
-       Menjepit benda dengan cara menggeser rahang sorong bawah agar benda terjepit dengan rahang tetap bawah.
-       Mengencangkan rahang sorong bawah dengan memutar tombol kunci agar menda tidak terlepas
-       Membaca skala utama, yaitu angka yang ada sebelum angka 0.
-       Membaca skala nonius, yaitu angka pada skala nonius yang berhimpit dengan angka skala utama.
-       Menyamakan satuan antara skala utama dan skala nonius ( misal : dalam milimeter, atau dalam sentimeter )
-       Menuliskan hasil bacaan skala utama dan nonius.
-       Menjumlahkan bacaan skala utama dan skala nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda
3.      Mengukur benda dengan mikrometer sekrup :
-       Menjepit benda ( seperti pada gambar ) dengan cara memutar selubung luar.
-       Membaca skala utama (angka yang ada sebelum selubung luar)
-       Membaca skala nonius ( garis pada skala utama yang berhimpit pada garis di selubung luar
-       Menuliskan hasil bacaan skala utama dan nonius.
-       Menjumlahkan bacaan skala utama dan nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda.
4.      Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk benda-benda selanjutnya
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Penelitian
      Adapun hasil dari penelitian yang telah di lakukan yaitu sebagai berikut.
1.         Pengukuran benda pada jangka sorong
a.    NST Skala Utama
-       Batas Ukur = 0-1 (Batas ukur terdekat)
-       Jumlah Skala = 10
-       NST Skala Utama = Batas ukur / jumlah skala
NST Skala Utama = 0,1 cm
                        = 1 mm
b.    Jumlah Skala Nonius = 20
c.    NST Jangka sorong = NST Skala utama / jumlah skala nonius
    =  1/20 = 0,05 mm
NO
Besaran yang di ukur
Penunjukan Skala Utama
Penunjukan Skala Nonius
Hasil Pengukuran
1.
Kelereng
16 mm
8 x 0,05 mm
16,4 mm atau 1,64 cm
2.
Uang Logam Rp 100
23 mm
1 x 0,05 mm
23,05 mm atau 2,305 cm
3.
Lempengan
6 mm
1 x 0,05 mm
6,05 mm atau 0,605 cm


2.      Pengukuran benda pada mikrometer sekrup
a.       NST Skala Utama
-       Batas Ukur = 0-5
-       Jumlah Skala = 5
-       NST Skala Utama = Batas ukur / jumlah skala
NST Skala Utama = 0,1 cm
                                        = 1 mm
b.   Jumlah Skala Putar  = 50
c.   NST Mikrometer Sekrup  = NST Skala utama / jumlah skala
                                                = 0,01 mm
NO
Besaran yang di ukur
Penunjukan Skala Utama
Penunjukan Skala Putar
Hasil Pengukuran
1.
Kelereng
15,5 mm
0 x 0,01 mm
15,5 mm atau 1,55 cm
2.
Uang Logam Rp 100
23 mm
25 x 0,01 mm
23,25 mm atau 2,325 cm
3.
Lempengan
6 mm
30 x 0,01 mm
6,30 mm atau 0,630 cm
                
B.     Pembahasan
1.      Jangka Sorong
       Pada hasil yang telah di peroleh untuk pengukuran benda yang di lakukan pada jangka sorong akan di bahas berikut ini.
a.       Kelereng
       Skala utama yang ditunjukkan yaitu senilai 16 mm atau 1,6 cm. Penunjukan skala nonius kelereng pada jangka sorong yaitu senilai 8 mm atau 0,8 cm.
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x penunjukan     skala nonius)
      =  (16 mm x 1 mm) + (0,05 mm x 8 mm)
      = 16 + 0,4
      = 16,4 mm atau 1,64 cm.

b.      Uang Logam
       Skala utama = 23 mm
       Skala nonius = 1 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x penunjukan     skala nonius)
      = (23 mm x 1 mm) + (0,05 mm + 1 mm)
      = 23 + 0,05
      = 23,05 mmm atau 2,305 cm

c.       Lempengan
       Skala utama = 6 mm
       Skala nonius = 1 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x penunjukan     skala nonius)
      = (6 mm x 1 mm) + (0,05 mm x 1 mm)
      = 6 mm + 0,05 mm
      = 6,05 mm atau 0,605 cm

2.      Mikrometer Sekrup
       Hasil yang telah diperoleh pada pengukuran benda di mikrometer sekrup akan di bahas berikut ini.
a.       Kelereng
Skala utama = 15,5
Skala putar = 0
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x penunjukan     skala putar)
      = (15,5 mm x 1 mm) + (0 mm x 0,01 mm)
      = 15,5 mm atau 1,55 cm

b.      Uang logam
Skala utama = 23 mm
Skala putar  = 25 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x penunjukan     skala putar)
      = (23 mm x 1 mm) + (25 mm x 0,01 mm)
      = 23 mm + 0,25 mm
      = 23,25 mm atau 2,325 cm

c.       Lempengan
Skala utama = 6 mm
Skala putar = 30 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x penunjukan     skala putar)
      = (6 mm x 1 mm) + (30 mm x 0,01 mm)
      = 6 mm + 0,30 mm
      = 6,30 mm atau 0,630 cm







BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
       Dari praktikum yang telah di lakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.    Setiap pengukuran memiliki tingkat ketelitian sesuai alat ukurnya.
2.    Semakin tinggi tingkat ketelitiannya, maka semakin tinggi pula kebenarannya.
3.    Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris dengan skala utama.
4.    Hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu putar.
5.    Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 bisa mengukur diameter luar/dalam, panjang, lebar, maupun kedalaman, sedangkan mikrometer adalah alat ukur yg paling teliti dengan ketelitiannya yang bisa sampai 0,01 fungsinya untuk mengukur sama dengan jangka sorong hanya tidak bisa untuk mengukur kedalaman.

B.       Saran
Ø  Sebelum melakukan penelitian  sebaiknya lebih memahami konsep besaran dan satuan.
Ø  Harus selalu berhati-hati dalam melakukan suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.




Daftar Pustaka







0 komentar: