LAPORAN FISIKA
PENGUKURAN MENGGUNAKAN
JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP
OLEH :
NAMA : NURUL FATHANAH
NIS : 10277
KELAS : XI MIA 1
Anggota
Kelompok :
1.
DIRGA
PERMANA SAKTI AL-ASLAM
2.
ISWANTO
3.
MUH.
IHRAM REYHAN ROSAN
4.
NUR
AZIZAH AMALIAH
5.
NURUL
FATHANAH
LABORATORIUM
FISIKA
SMA NEGERI 1
BANTAENG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatakan atas
kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penulis mampu menyelesaikan tugas laporan praktikum yakni
“Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup” guna memenuhi
tugas mata pelajaran Fisika.
Tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang
terlibat atas terselesainya tugas laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan
laporan di masa yang akan datang.
Bantaeng, Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fisika
merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi
informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini disebabkan di dalam fisika
mengandung prinsip-prinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang ada di
sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala alam tersebut meliputi besaran-besaran
fisika di antaranya: gerak, cahaya, kalor, listrik, dan energi.
Penerapan
besaran-besaran fisika dalam aktivitas kegiatan sehari-hari senantiasa
berkaitan dengan pengamatan dan pengukuran. Sebagai contoh, informasi kecepatan
gerak pesawat terbang bagi seorang pilot berguna untuk mengoperasikan pesawat
yang dikendalikannya. Besarnya suhu badan kita merupakan informasi untuk
mengetahui apakah badan kita sehat atau tidak. Sepatu dan pakaian yang kita
gunakan mempunyai ukuran tertentu.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang
dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang
disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak
baku. Dalam
fisika, alat-alat yang sering di gunakan pada pengukuran panjang untuk mengukur
suatu benda yaitu seperti mistar,
mikrometer sekrup, dan jangka sorong.
B. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui kegunaan jangka sorong dan mikrometer
sekrup
2.
Untuk membandingkan tingkat ketelitian jangka sorong
dan mikrometer sekrup.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengukuran merupakan
kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang
digunakan sebagai satuan. Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan
alat ukur. Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda.
Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai
karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan dan cara
membaca skala yang berbeda-beda pula)
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita
dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar,
rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang
tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka
pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
1. Jangka Sorong
Jangka
sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka
sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah
tabung.
Secara umum, jangka sorong terdiri
atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri
atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala
nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta
bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar: Jangka
sorong dan bagian-bagiannya
Keterangan gambar:
1. Rahang
untuk pengukuran luar (external jaws)
2. Rahang
untuk pengukuran dalam (internal jaws)
3. Lidah
atau ekor untuk pengukuran kedalaman (depth bar)
4. Skala
utama dalam milimeter
5. Skala
utama dalam inchi
6. Skala nonius (vernier) untuk satuan milimeter
7. Skala nonius
(vernier) untuk satuan inchi
8. Kunci
pendorong
Jangka sorong terdiri dari dua skala
yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan
skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala
utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius
memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan
adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1
cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah
setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian
jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih
teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong
dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam
sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong
adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan
skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek
yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara
2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan
secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm)
kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai
seperseribu cm (0,001cm).
2.
Mikrometer
Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer
sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi.
Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan
ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas,
pisau silet, maupun kawat.
Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam
teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar
dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Alat ini biasanya difungsikan untuk
mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter
saja.
Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan
rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap
kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur
sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer sekrup adalah setengah dari skala
terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui
ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan
diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius
adalah0,5/50mm = 0,01 mm.
Adapun bagian-bagian mikrometer sekrup
adalah sebagai berikut:
- Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat
dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya
adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran.
Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari
tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga
bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan
memanjang sebesar 1/100 mm.
2. Landasan
(Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan
ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle.
3. Spindle
(gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang
dapat digerakan menuju landasan.
4. Sleeve
Tempat skala utama.
5. Thimble
Tempat skala putar berada
6.
Ratchet Kno
Untuk memajukan atau memundurkan spindel
agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.

Gambar mikrometer sekrup dan
bagian-bagiannya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan
Tanggal Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada hari
Kamis, 23 Oktober 2014, pukul 10:15-11:45 WITA. Bertempat di laboratorium
fisika SMA Negeri 1 Bantaeng.
B. Alat dan Bahan
a.
Jangka Sorong
b.
Mikrometer Sekrup
c.
Kelereng
d.
Uang koin
e.
Lempengan
C. Langkah Kerja
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Mengukur
benda dengan jangka sorong :
-
Menjepit
benda dengan cara menggeser rahang sorong bawah agar benda terjepit dengan
rahang tetap bawah.
-
Mengencangkan
rahang sorong bawah dengan memutar tombol kunci agar menda tidak terlepas
-
Membaca
skala utama, yaitu angka yang ada sebelum angka 0.
-
Membaca
skala nonius, yaitu angka pada skala nonius yang berhimpit dengan angka skala
utama.
-
Menyamakan
satuan antara skala utama dan skala nonius ( misal : dalam milimeter, atau
dalam sentimeter )
-
Menuliskan hasil
bacaan skala utama dan nonius.
-
Menjumlahkan
bacaan skala utama dan skala nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda
3.
Mengukur
benda dengan mikrometer sekrup :
-
Menjepit
benda ( seperti pada gambar ) dengan cara memutar selubung luar.
-
Membaca
skala utama (angka yang ada sebelum selubung luar)
-
Membaca
skala nonius ( garis pada skala utama yang berhimpit pada garis di selubung
luar
-
Menuliskan
hasil bacaan skala utama dan nonius.
-
Menjumlahkan
bacaan skala utama dan nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda.
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk benda-benda selanjutnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Adapun hasil dari penelitian yang telah
di lakukan yaitu sebagai berikut.
1.
Pengukuran benda pada jangka sorong
a.
NST Skala Utama
-
Batas Ukur = 0-1 (Batas ukur terdekat)
-
Jumlah Skala = 10
-
NST Skala Utama = Batas ukur / jumlah skala
NST Skala
Utama = 0,1 cm
= 1 mm
b.
Jumlah Skala Nonius = 20
c.
NST Jangka sorong = NST Skala utama / jumlah skala
nonius
=
1/20 = 0,05 mm
NO
|
Besaran yang di ukur
|
Penunjukan Skala Utama
|
Penunjukan Skala Nonius
|
Hasil
Pengukuran
|
1.
|
Kelereng
|
16 mm
|
8 x 0,05 mm
|
16,4
mm atau 1,64 cm
|
2.
|
Uang Logam Rp 100
|
23 mm
|
1 x 0,05 mm
|
23,05
mm atau 2,305 cm
|
3.
|
Lempengan
|
6 mm
|
1 x 0,05 mm
|
6,05
mm atau 0,605 cm
|
2.
Pengukuran benda pada mikrometer sekrup
a.
NST Skala Utama
-
Batas Ukur = 0-5
-
Jumlah Skala = 5
-
NST Skala Utama = Batas ukur / jumlah skala
NST Skala
Utama = 0,1 cm
= 1 mm
b. Jumlah Skala Putar = 50
c. NST Mikrometer Sekrup = NST Skala utama / jumlah skala
=
0,01 mm
NO
|
Besaran yang di ukur
|
Penunjukan Skala Utama
|
Penunjukan Skala Putar
|
Hasil
Pengukuran
|
1.
|
Kelereng
|
15,5 mm
|
0 x 0,01 mm
|
15,5 mm
atau 1,55 cm
|
2.
|
Uang Logam Rp 100
|
23 mm
|
25 x 0,01
mm
|
23,25 mm atau 2,325 cm
|
3.
|
Lempengan
|
6 mm
|
30 x 0,01 mm
|
6,30 mm
atau 0,630 cm
|
B.
Pembahasan
1.
Jangka Sorong
Pada hasil yang telah di peroleh untuk
pengukuran benda yang di lakukan pada jangka sorong akan di bahas berikut ini.
a.
Kelereng
Skala utama yang ditunjukkan yaitu
senilai 16 mm atau 1,6 cm. Penunjukan skala nonius kelereng pada jangka sorong
yaitu senilai 8 mm atau 0,8 cm.
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x
penunjukan skala nonius)
= (16 mm x 1 mm) + (0,05 mm x 8
mm)
= 16 + 0,4
= 16,4 mm atau 1,64 cm.
b.
Uang Logam
Skala
utama = 23 mm
Skala
nonius = 1 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x
penunjukan skala nonius)
= (23 mm x
1 mm) + (0,05 mm + 1 mm)
= 23 +
0,05
= 23,05
mmm atau 2,305 cm
c.
Lempengan
Skala utama = 6 mm
Skala nonius = 1 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST jangka sorong x
penunjukan skala nonius)
= (6 mm x 1 mm) + (0,05 mm x 1 mm)
= 6 mm + 0,05 mm
= 6,05 mm atau 0,605 cm
2.
Mikrometer Sekrup
Hasil yang telah diperoleh pada
pengukuran benda di mikrometer sekrup akan di bahas berikut ini.
a.
Kelereng
Skala utama
= 15,5
Skala putar
= 0
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x
penunjukan skala putar)
= (15,5 mm
x 1 mm) + (0 mm x 0,01 mm)
= 15,5 mm
atau 1,55 cm
b.
Uang logam
Skala utama = 23 mm
Skala putar =
25 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x penunjukan skala putar)
= (23 mm x 1 mm) + (25 mm x 0,01 mm)
= 23 mm + 0,25 mm
= 23,25 mm atau 2,325 cm
c.
Lempengan
Skala utama = 6 mm
Skala putar = 30 mm
Hp = (PSU x NST SU) + (NST mikrometer sekrup x penunjukan skala putar)
= (6 mm x
1 mm) + (30 mm x 0,01 mm)
= 6 mm +
0,30 mm
= 6,30 mm
atau 0,630 cm
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Setiap pengukuran
memiliki tingkat ketelitian sesuai alat ukurnya.
2.
Semakin tinggi
tingkat ketelitiannya, maka semakin tinggi pula kebenarannya.
3.
Hasil
pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan dengan cara
membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala utama dan skala
nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris dengan skala utama.
4.
Hasil pengukuran
dengan menggunakan mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar
terhadap skala utama dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama )
terhadap sumbu putar.
5.
Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 bisa mengukur
diameter luar/dalam, panjang, lebar, maupun kedalaman, sedangkan mikrometer adalah
alat ukur yg paling teliti dengan ketelitiannya yang bisa sampai 0,01 fungsinya
untuk mengukur sama dengan jangka sorong hanya tidak bisa untuk mengukur kedalaman.
B.
Saran
Ø Sebelum melakukan penelitian sebaiknya lebih memahami konsep besaran dan
satuan.
Ø Harus selalu berhati-hati dalam melakukan suatu
penelitian agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat memperoleh hasil yang
baik.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar