LAPORAN FISIKA
PENGUKURAN MASSA
MENGGUNAKAN NERACA OHAUSS
OLEH :
NAMA : NURUL FATHANAH
NIS : 10277
KELAS : XI MIA 1
Anggota
Kelompok :
1.
DIRGA
PERMANA SAKTI AL-ASLAM
2.
ISWANTO
3.
MUH.
IHRAM REYHAN ROSAN
4.
NUR
AZIZAH AMALIAH
5.
NURUL
FATHANAH
LABORATORIUM
FISIKA
SMA NEGERI 1
BANTAENG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatakan atas
kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penulis mampu menyelesaikan tugas laporan praktikum yakni
“Pengukuran Massa Menggunakan Neraca Ohauss” guna memenuhi tugas mata pelajaran
Fisika.
Tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang
terlibat atas terselesainya tugas laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan
laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk
perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Bantaeng,
November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tanggal Penelitian
B.
Alat dan Bahan
C.
Langkah Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana
eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan,
pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan
eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran
disebut alat ukur.
Banyak
sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun
yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat
ukur besaran massa seperti neraca. Neraca yang dimaksud adalah neraca Ohaus.
Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara yang sering dijumpai di
pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki ketelitian
lebih tinggi di banding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional. Sebelum
memakai neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami
oleh praktikan dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari
komponen-komponen yang terdapat pada neraca ohaus agar diperoleh data yang
benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu
eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam
satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang
patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di
dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh
sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka
memiliki keteram¬pilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil
ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat
melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan
mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat,
komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika pengetahuan alat praktikan kurang
maka akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Hal ini dikarenakan selama
praktikum praktikan dilibatkan aktif dengan pemakaian, perangkaian alat.
Praktikan yang memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat
mendatangkan bahaya yang mungkin terjadi ketika sedang mengadakan percobaan.
Oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul Alat ukur massa neraca Ohaus
agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti
dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil praktikum seperti yang
diharapkan.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja Neraca
Ohauss
2.
Untuk menghitung massa benda menggunakan Neraca Ohauss
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran
adalah suatu teknik untuk mengaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan
membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu
satuan ( Hilliday, 1985 ). Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran
yang tepat dan akurat merupakan bagian penting walaupun demikian tidak ada
pengukuran yang benar – benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan
setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda, diantaranya
selain kesalahan, adanya keterbatasan ketepatan setiap alat ukur dan ketidak
mampuan membaca sebuah alat ukur.
Neraca Ohaus
adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca dibedakan
menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohaus,
neraca lengan gantung, dan neraca digital.
1.
Fungsi
dan Prinsip kerja Neraca Ohaus.
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah
neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang
sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur
massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah
sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak
timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran
neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang
lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca .
Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga
yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
2.
Skala
dalam Neraca Ohaus.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang
digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan
lengan yang digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang
terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya pada neraca
Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai ketelitian
0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian
adalah ½ dari ketelitian alat.Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian =
½ x skala terkecil. Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310
gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ ×
0,1 = 0,05.
Bagian-bagian Neraca Ohaus yaitu:
a.
Tempat
beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
b.
Tombol
kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat
digunakan untuk mengukur.
c.
Lengan
neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca
ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
d.
Pemberat
(anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil
pengukuran.
e.
Titik
0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.
3.
Kalibrasi.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi
bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa
dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem
manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi
diperlukan untuk:
Ø Perangkat baru
Ø Suatu perangkat setiap waktu tertentu
Ø Suatu perangkat setiap waktu
penggunaan tertentu (jam operasi)
Ø Ketika suatu perangkat mengalami
tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
Ø Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran
atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari
standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Adapun teknik pengkalibrasian
pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca
ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak
tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tanggal Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, pukul
10:15-11:45 WITA. Bertempat di laboratorium fisika SMA Negeri 1 Bantaeng.
B. Alat dan Bahan
1.
Neraca Ohauss
2.
Gelas ukur 250 ml (G.G.17)
3.
Gelas ukur 250 ml (yang lama)
4.
Gelas ukur 200 ml
C. Langkah Kerja
1.
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang
akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada
disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada
neraca sejajar.
2.
Meletakkan benda yang akan diukur
massanya;
3.
Menggeser skalanya dimulai dari yang
skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik
setimbang 0; dan
4.
Jika dua garis sejajar sudah seimbang
maka baru memulai membaca hasil pengukurannya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Adapun hasil dari penelitian yang telah
di lakukan yaitu sebagai berikut.
NST Neraca
Ohauss 311:
-
Lengan I
Batas
Ukur =
100
Jumlah
Skala =
100
NST Lengan
I =
Batas ukur / jumlah skala = 1
-
Lengan II
Batas Ukur
= 10
Jumlah Skala
= 10
NST Lengan II
= Batas ukur / jumlah skala = 1
-
Lengan III
Batas Ukur
= 1
Jumlah Skala
= 1
NST Lengan III
= Batas ukur / jumlah skala = 1
-
Lengan IV
Batas Ukur
= 0,1
Jumlah Skala
= 10
NST Lengan IV
= Batas ukur / jumlah skala = 0,01
Tabel Hasil Pengamatan
Besaran yang di ukur
|
Penunjukan skala tiap lengan
|
Hasil
pengukuran tiap
lengan
|
Hasil
Pengukuran
|
|
Gelas ukur 250 ml (G.G.17)
|
Lengan I
= 0 g
Lengan II =
100 g
Lengan III =
5 g
Lengan IV =
0,8 g
|
0 g
100 g
5 g
0,008 g
|
105,008 gram
|
|
Gelas ukur 250 ml (yang lama)
|
Lengan I
= 0 g
Lengan II =
100 g
Lengan III =
4 g
Lengan IV =
0,3 g
|
0
100
4
0,003
|
104,003 gram
|
|
Gelas ukur 200 ml
|
Lengan
I =
0 Lengan II = 40
Lengan III
= 7
Lengan IV
= 0,92
|
0
40
7
0,0092
|
47,0092
|
|
B. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan yang telah di
peroleh, akan di uraikan berikut ini.
1.
Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 250 ml
(G.G.17), penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan
I =
0 g
Lengan
II = 100 g
Lengan III
= 5 g
Lengan IV = 0,8
g
Kemudian, hasil penunjukan skala setiap lengan di kalikan
dengan NST lengan masing-masing untuk memperoleh hasil pengukuran tiap lengan.
Lengan I
= NST lengan I x penunjukan skala
lengan I
= 1
x 0
= 0
g
Lengan II
= NST lengan II x penunjukan lengan II
= 1 x 100
=
100 g
Lengan III
= NST lengan III x
penunjukan lengan III
= 1 x 5
= 5 g
Lengan IV = NST
lengan IV x penunjukan lengan IV
= 0,01
x 0,8
=
0,008 g
HP = (NST
Lengan I x Penunjukan skala pada lengan I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala
pada lengan II) + (NST Lengan III x Penunjukan skala pada lengan III) + (NST
Lengan IV x Penunjukan skala pada lengan IV)
= (1 x
0) + (1 x 100) + (1 x 5) + (0,01 x 0,8)
=
1 + 100 + 5 + 0,008
=
105,008 gram
2.
Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 250 ml
(yang lama), penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan I = 0
g
Lengan II = 10 g
Lengan III = 4 g
Lengan IV
= 0,3 g
Kemudian, hasil penunjukan skala setiap
lengan di kalikan dengan NST lengan masing-masing untuk memperoleh hasil
pengukuran tiap lengan.
Lengan
I =
NST lengan I x penunjukan skala lengan I
= 1 x 0
= 0 g
Lengan
II =
NST lengan II x penunjukan lengan
II
= 1 x 10
= 10 g
Lengan
III =
NST lengan III x penunjukan
lengan III
=
1 x 4
=
4 g
Lengan
IV =
NST lengan IV x penunjukan lengan IV
=
0,01 x 0,3
=
0,003 g
HP = (NST
Lengan I x Penunjukan skala pada lengan I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala
pada lengan II) + (NST Lengan III x Penunjukan skala pada lengan III) + (NST
Lengan IV x Penunjukan skala pada lengan IV)
=
(1 x 0) + (1 x 100) + (1 x 4) + (0,01 x 0,3)
=
0+100+4+0,003
=
104,003 gram
3.
Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 200 ml
, penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan I = 0
g
Lengan II = 40 g
Lengan III = 7 g
Lengan IV
= 0,92 g
Kemudian,
hasil penunjukan skala setiap lengan di kalikan dengan NST lengan masing-masing
untuk memperoleh hasil pengukuran tiap lengan.
Lengan
I =
NST lengan I x penunjukan skala lengan I
= 1 x 0
= 0 g
Lengan
II =
NST lengan II x penunjukan lengan
II
= 1 x 40
= 40 g
Lengan
III =
NST lengan III x penunjukan
lengan III
=
1 x 7
=
7 g
Lengan
IV =
NST lengan IV x penunjukan lengan IV
=
0,01 x 0,92
=
0,0092 g
HP = (NST Lengan I x Penunjukan skala pada lengan
I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala pada lengan II) + (NST Lengan III x
Penunjukan skala pada lengan III) + (NST Lengan IV x Penunjukan skala pada
lengan IV)
=
(1 x 0) + (1 x 40) + (1 x 7) + (0,01 x 0,92)
=
0+40+7+0,0092
=
47,0092 gram
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan yang
telah di lakukan yaitu sebagai berikut.
1. Neraca
ohauss memiliki prinsip kerja yaitu sekedar membandingkan massa benda yang akan
di ukur dengan anak timbangan. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah
dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat
digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari
penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca
dalam keadaan setimbang. Prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
2. Neraca
Ohauss adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Namun walaupun
dengan ketelitian yang tinggi seperti itu, pengukuran massa dari setiap benda
yang di ukur belum tentu memiliki hasil yang akurat. Ada ketidakpastian yang
berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang
berbeda, diantaranya selain kesalahan, juga adanya keterbatasan ketepatan
setiap alat ukur
B.
Saran
Ø Sebelum melakukan penelitian sebaiknya lebih memahami konsep besaran dan
satuan.
Ø Harus selalu berhati-hati dalam melakukan suatu
penelitian agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat memperoleh hasil yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://hapis-punya.blogspot.com/2014/06/contoh-laporan-praktikum-ipa-pengukuran.html
0 komentar:
Posting Komentar