Kamis, 06 November 2014

Laporan Fisika


LAPORAN FISIKA
PENGUKURAN MASSA MENGGUNAKAN NERACA OHAUSS


OLEH :

NAMA           :         NURUL FATHANAH
NIS                 :         10277
KELAS          :         XI MIA 1

Anggota Kelompok :
1.    DIRGA PERMANA SAKTI AL-ASLAM
2.    ISWANTO
3.    MUH. IHRAM REYHAN ROSAN
4.    NUR AZIZAH  AMALIAH
5.    NURUL FATHANAH



LABORATORIUM FISIKA
SMA NEGERI 1 BANTAENG
2014



KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur kita panjatakan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu menyelesaikan tugas laporan praktikum yakni “Pengukuran Massa Menggunakan Neraca Ohauss” guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.
       Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang terlibat atas terselesainya tugas laporan ini.
       Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.
                                                                  
                                                                                        Bantaeng, November  2014
           
                                                                                                            Penulis










DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                                                                               
Daftar Isi                                                                                                         
BAB I PENDAHULUAN                                                                            
A.    Latar Belakang                                                                                   
B.     Tujuan Penelitian                                                                                
BAB II KAJIAN TEORI                                                                               
BAB III METODE PENELITIAN                                                               
A.    Waktu dan Tanggal Penelitian                                                            
B.     Alat dan Bahan                                                                                   
C.     Langkah Kerja                                                                                                
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN                                                      
A.    Hasil Penelitian                                                                                   
B.     Pembahasan                                                                                        
BAB V PENUTUP                                                                                        
A.    Kesimpulan                                                                                         
B.     Saran                                                                                                   

Daftar Pustaka                                                                                                            







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran disebut alat ukur.
       Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran massa seperti neraca. Neraca yang dimaksud adalah neraca Ohaus. Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara yang sering dijumpai di pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki ketelitian lebih tinggi di banding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional. Sebelum memakai neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami oleh praktikan dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada neraca ohaus agar diperoleh data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
       Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keteram¬pilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika pengetahuan alat praktikan kurang maka akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Hal ini dikarenakan selama praktikum praktikan dilibatkan aktif dengan pemakaian, perangkaian alat. Praktikan yang memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat mendatangkan bahaya yang mungkin terjadi ketika sedang mengadakan percobaan. Oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul Alat ukur massa neraca Ohaus agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan.


B.     Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja Neraca Ohauss
2.      Untuk menghitung massa benda menggunakan Neraca Ohauss








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan ( Hilliday, 1985 ). Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran yang tepat dan akurat merupakan bagian penting walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar – benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda, diantaranya selain kesalahan, adanya keterbatasan ketepatan setiap alat ukur dan ketidak mampuan membaca sebuah alat ukur.
       Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohaus, neraca lengan gantung, dan neraca digital.
1.         Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Ohaus.
       Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
2.        Skala dalam Neraca Ohaus.
       Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat.Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil. Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05.
              Bagian-bagian Neraca Ohaus yaitu:
a.     Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
b.    Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
c.     Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
d.    Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser  dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
e.     Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.


3.        Kalibrasi.
       Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
       Kalibrasi diperlukan untuk:
Ø  Perangkat baru
Ø  Suatu perangkat setiap waktu tertentu
Ø  Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
Ø  Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
Ø  Ketika hasil observasi dipertanyakan
       Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Waktu dan Tanggal Penelitian
       Penelitian ini di lakukan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, pukul 10:15-11:45 WITA. Bertempat di laboratorium fisika SMA Negeri 1 Bantaeng.

B.       Alat dan Bahan
1.         Neraca Ohauss
2.         Gelas ukur 250 ml (G.G.17)
3.         Gelas ukur 250 ml (yang lama)
4.         Gelas ukur 200 ml

C.      Langkah Kerja
1.         Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar.
2.         Meletakkan benda yang akan diukur massanya;
3.         Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0; dan
4.         Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Penelitian
      Adapun hasil dari penelitian yang telah di lakukan yaitu sebagai berikut.
NST Neraca Ohauss 311:
-       Lengan I
Batas Ukur  =  100
Jumlah Skala  =  100
NST Lengan I  =  Batas ukur / jumlah skala  = 1
-       Lengan II
Batas Ukur  =  10
Jumlah Skala  =  10
NST Lengan II  =  Batas ukur / jumlah skala  = 1
-       Lengan III
Batas Ukur  =  1
Jumlah Skala  =  1
NST Lengan III  =  Batas ukur / jumlah skala  = 1
-       Lengan IV
Batas Ukur  =  0,1
Jumlah Skala  =  10
NST Lengan IV  =  Batas ukur / jumlah skala  = 0,01







Tabel Hasil Pengamatan

Besaran yang di ukur
Penunjukan skala tiap lengan


Hasil
pengukuran tiap
lengan

Hasil
Pengukuran

Gelas ukur 250 ml (G.G.17)

Lengan I    =  0 g
Lengan II  = 100 g
Lengan III =  5 g
Lengan IV =  0,8 g

0 g
100 g
5 g
0,008 g



105,008 gram

Gelas ukur 250 ml (yang lama)

Lengan I    =  0 g
Lengan II  = 100 g
Lengan III =  4 g
Lengan IV =  0,3 g

0
100
4
0,003




104,003 gram

Gelas ukur 200 ml


Lengan I    =  0 Lengan II  =  40
Lengan III =  7
Lengan IV =  0,92     

0
40
7
0,0092




47,0092


B.  Pembahasan
      Dari tabel hasil pengamatan yang telah di peroleh, akan di uraikan berikut ini.
1.      Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 250 ml (G.G.17), penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan I    =  0 g
Lengan II  = 100 g
Lengan III =  5 g
Lengan IV =  0,8 g
Kemudian, hasil penunjukan skala setiap lengan di kalikan dengan NST lengan masing-masing untuk memperoleh hasil pengukuran tiap lengan.

Lengan I    =  NST lengan I x penunjukan skala lengan I
                  =  1 x 0
                  =  0 g
Lengan II   =  NST lengan II x penunjukan  lengan II
                  =   1 x 100
                  =   100 g
Lengan III  =  NST lengan III x penunjukan  lengan III
                   =  1 x 5
                   =   5 g
Lengan IV  =   NST lengan IV x penunjukan lengan IV
                   =  0,01 x 0,8
                   =   0,008 g

HP  = (NST Lengan I x Penunjukan skala pada lengan I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala pada lengan II) + (NST Lengan III x Penunjukan skala pada lengan III) + (NST Lengan IV x Penunjukan skala pada lengan IV)
                    =  (1 x 0) + (1 x 100) + (1 x 5) + (0,01 x 0,8)
                    =  1 + 100 + 5 + 0,008
                    =  105,008 gram

2.      Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 250 ml (yang lama), penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan I    =  0 g
Lengan II  = 10 g
Lengan III =  4 g
Lengan IV =  0,3 g

       Kemudian, hasil penunjukan skala setiap lengan di kalikan dengan NST lengan masing-masing untuk memperoleh hasil pengukuran tiap lengan.
Lengan I    =  NST lengan I x penunjukan skala lengan I
                  =  1 x 0
                  =  0 g
Lengan II   =  NST lengan II x penunjukan  lengan II
                  =   1 x 10
                  =   10 g
Lengan III  =  NST lengan III x penunjukan  lengan III
                   =  1 x 4
                   =   4 g
Lengan IV  =   NST lengan IV x penunjukan lengan IV
                   =  0,01 x 0,3
                   =   0,003 g
HP  =  (NST Lengan I x Penunjukan skala pada lengan I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala pada lengan II) + (NST Lengan III x Penunjukan skala pada lengan III) + (NST Lengan IV x Penunjukan skala pada lengan IV)
       =   (1 x 0) + (1 x 100) + (1 x 4) + (0,01 x 0,3)
       =   0+100+4+0,003
       =   104,003 gram
3.      Pada besaran yang di ukur yakni pada gelas ukur 200 ml , penunjukan skala setiap lengan di dapatkan hasil sebagai berikut.
Lengan I    =  0 g
Lengan II  = 40 g
Lengan III =  7 g
Lengan IV =  0,92 g
Kemudian, hasil penunjukan skala setiap lengan di kalikan dengan NST lengan masing-masing untuk memperoleh hasil pengukuran tiap lengan.

Lengan I    =  NST lengan I x penunjukan skala lengan I
                  =  1 x 0
                  =  0 g
Lengan II   =  NST lengan II x penunjukan  lengan II
                  =   1 x 40
                  =   40 g
Lengan III  =  NST lengan III x penunjukan  lengan III
                   =  1 x 7
                   =   7 g
Lengan IV  =   NST lengan IV x penunjukan lengan IV
                   =  0,01 x 0,92
                   =   0,0092 g

HP  =  (NST Lengan I x Penunjukan skala pada lengan I) + (NST Lengan II x Penunjukan skala pada lengan II) + (NST Lengan III x Penunjukan skala pada lengan III) + (NST Lengan IV x Penunjukan skala pada lengan IV)
       =   (1 x 0) + (1 x 40) + (1 x 7) + (0,01 x 0,92)
       =   0+40+7+0,0092
       =   47,0092 gram





BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
       Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah di lakukan yaitu sebagai berikut.
1.      Neraca ohauss memiliki prinsip kerja yaitu sekedar membandingkan massa benda yang akan di ukur dengan anak timbangan. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
2.      Neraca Ohauss adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Namun walaupun dengan ketelitian yang tinggi seperti itu, pengukuran massa dari setiap benda yang di ukur belum tentu memiliki hasil yang akurat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda, diantaranya selain kesalahan, juga adanya keterbatasan ketepatan setiap alat ukur

B.       Saran
Ø Sebelum melakukan penelitian  sebaiknya lebih memahami konsep besaran dan satuan.
Ø Harus selalu berhati-hati dalam melakukan suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.




DAFTAR PUSTAKA

http://hapis-punya.blogspot.com/2014/06/contoh-laporan-praktikum-ipa-pengukuran.html


0 komentar: