Selama ini kamu terlalu mencari-cari pembenaran untuk mendapatkan validasi bahwa 'itu' cocok. Selama ini sebenarnya kamu sudah sering dapat sinyal, hanya saja kamu selalu mengabaikannya. Kamu menganggap bahwa itu bukanlah sesuatu yang penting. Selama ini kamu takut menyesal tapi sepertinya saat ini kamu sudah benar-benar sadar, kamu memang harus mendapatkan hal itu.
Tak perlu dipungkiri. Akui saja perasaanmu. Jangan membohongi diri sendiri.
Kamu sudah diberikan pembelajaran sekian kali, dan harus seberapa banyak untuk bisa mengerti?
Mungkin harus bisa bertanya, baru bisa benar-benar paham. Tapi sayangnya, kamu tak pernah membicarakannya.
Kesadaranmu membawa untuk mengakui bahwa kamu tak berhak mengatur apapun, karena tak ada yang benar-benar mengikat, kebebasan adalah bagian yang masih menjadi nomor satu pada masing-masing.
Maka, kamu tak berhak marah jika yang dilakukannya tak kamu sukai.
:) Kamu bahkan untuk mengatakan secuil pertanyaan itu, kamu hanya memilih diam. Apa itu yang dinamakan sebuah harmoni?
Seharusnya tak perlu mencari-cari kepada yang lain untuk mendapat dukungan, kamu hanya perlu menyelami hati sendiri, apakah kamu bisa benar-benar menerima sikap-sikap itu?
Saat kamu menyelami dirimu semakin dalam, kamu semakin memahami kekontrasan itu semakin melebar. Dan kamu selalu mengatakan tidak apa-apa. Lalu kamu lanjutkan untuk mengikuti pikiranmu bahwa semua bisa dikompromikan.
Kali ini, kata Tidak apa-apa itu berangsur menuju wujud aslinya. Tidak apa-apa yang bermakna untuk mengikuti realitasnya. Bukan lagi Tidak apa-apa yang mau mengompromi apa yang kontras.
:) Kali ini, kamu tak perlu kaget. Walau tetap terasa mengiris. Seperti jeruk nipis yang diperas diatas luka. Untunglah, lukanya tak separah yang lalu. Luka itu sudah sedikit mengering. Tapi seperti yang kukatakan, walau sudah sedikit mengering, jika diberi perasan jeruk nipis, tetap terasa mengiris.
Aku tahu ini sulit. Aku hanya manusia biasa. Dan bila memang tak pernah bisa untuk dijalankan pada poros ideal, aku saja yang mengalah. Tidak apa-apa. Diikhlaskan.
0 komentar:
Posting Komentar