Ku cek kembali dokumentasi-dokumentasi terakhir kita bertemu. Perjalanan tanpa peta. Perjalanan yang tak pernah direncanakan sebelumnya. Aku teringat drama korea berjudul "Start Up" yang booming di tahun 2020 lalu, 'perjalanan tanpa peta' yang diistilahkan nam dosan kepada seo dalmi. Ia mengatakan hal itu pada saat menjalankan sebuah project bisnis dalam timnya. Yang saat itu tersendat dan mengalami banyak persoalan dengan mentornya Han Jepyong. Perencanaan memang sangatlah penting. Tapi sesekali, berjalan tanpa peta memberi gairah yang tinggi untuk menapaki jalan menuju hal-hal yang tak terduga. Yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Mental penerimaan resiko tentu haruslah besar. Dan seseorang yang menerimamu melakukan itu perlu kau genggam erat. Karena kau tak akan menemukan orang yang sama sepertinya. Nam dosan meyakinkan seo dalmi bahwa apapun hasilnya semua akan menjadi pengalaman berharga. Kita hanya perlu berani melakukannya.
Dan kuberanikan diri mengikuti alurmu.
Kutelusuri kembali rekaman-rekaman itu. Dan tadaa. Aku menemukan satu video yang kusukai. Aku merekam pemandangan jingga di ufuk barat langit, dan aku bersenandung lirih 'bahagiaku cukup sederhana'. Engkau datang menghampiri dan mengatakan sesuatu padaku. Aku mengatakan 'iye' dan engkau memperhatikanku merekam. 'ckckck' begitu responmu.
(Somewhere awesome)
Aku begitu senang ternyata di beberapa rekaman ada suara-suara yang tak pernah sengaja untuk ku rekam. Aku berniat merekam hanya untuk mengabadikan pemandangan. Lalu aku baru sadar beberapa percakapan juga ternyata ikut terekam. Dan itu cukup mengobati perasaan rindu. Tuhan sangat baik, ya? Ketika perasaanku tak begitu besar untuk menciptakan bincang, aku diarahkan untuk mencari rekaman-rekaman itu. Aku merasa lega. Walau tak sempurna. Aku tetap bersyukur akan hal demikian.
Kemarin aku kembali bermimpi. Dan engkau berkata padaku 'tak apa-apa jika kau ingin pergi'. Aku tak tahu bagaimana awal mimpi itu. Aku tak mengingat sama sekali. Aku hanya ingat sepenggal kalimat itu. Tapi aku tak memikirkannya jauh. Aku biarkan saja begitu.
Aku tak ingin mengabarimu hanya untuk memberi tahu hal itu. Kau mungkin akan bosan mendengarku. Tapi jika kau membaca tulisan ini, entah bagaimana responmu. Aku tak tahu. Apapun itu, aku hanya ingin bilang, 'aku sering terngiang lirik lagu last child - seluruh nafas ini. Aku tertegun pada lirik 'kita pernah lewati, rasa yang pernah mati, bukan hal baru bila kau tinggalkan aku''
Lalu kemudian berlanjut 'tanpa kita mencari, jalan untuk kembali, takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku'.
Aku tak tahu bagaimana semesta membingkai semua ini ke depan nanti.
Sejenak aku ingin hening. Aku ingin memahami diriku kembali. Karena aku sadar, aku punya banyak kekurangan yang butuh kubenahi sendiri. Dan aku tahu, kau pun begitu.
Aku tak akan membuatmu terganggu selama beberapa waktu. Aku tahu bahwa kau pun sedang menata hidupmu kembali. Semoga Tuhan menuntunmu menjadi pribadi yang semakin baik.
Aku senang mendengar suara-suara kala di tempat itu. Aku memang sangat melankolis ya? Bahkan hanya dengan suara sesederhana itu, hatiku melembut, dan pipiku menjadi lembab. Bukan cengeng, hanya rindu.

0 komentar:
Posting Komentar