Senin, 01 Agustus 2022

Si Ponakan Mulai SMA

Selalu ada cara untuk terbawa kembali berjalan-jalan pada nuansa putih abu-abu.

Sehabis maghrib, si bocil yang mulai meniti masa SMA bertandang ke rumah. Minta dijahitkan kepada ibu saya untuk pernak pernik sekolahnya yang harus tertempel di seragam putih. Wkwk. Tetiba saja saya mulai terbius memasuki kenangan putih abu-abu. Kebetulan SMA yang ditempatinya adalah sekolah yang dulu pernah kutempati pula. Sebelumnya, ia mengeluh karena tugasnya yang banyak. Mau menasihati tapi saya melihatnya terlalu antusias untuk berkeluh kesah. Yasudahlah, kubiarkan saja dulu berceloteh tentang keresahannya. 

Lalu,ibunya juga datang menemaninya tadi di rumah. Ibunya pun adalah alumnus dari SMA yang sama. Dan jadilah semuanya bernostalgia bersama. Hahaha. Tentang bagaimana sikap-sikap senior yang sekarang,tentang koridor yang tidak boleh dilewati oleh junior, guru-guru, kantin sekolah,kelas VIP, mata pelajaran dan lain-lainnya. Diperbandingkan dengan masa yang dijalani. Dan ya tentu, tak mungkin tak ada perbedaan. Tiap generasi punya keunikannya sendiri dan kisahnya masing-masing.

Sambil bercerita banyak, sebenarnya sebagian dari dimensi diri saya telah berada dalam palung kenangan pada masa itu. Menemani mereka (si ponakan dan  ibunya) bercerita, saya sambil merasakan bagaimana saya dulu saat pertama kali juga merasa minder dengan teman yang berasal dari SMP unggulan, yang dulu saya pun pernah ingin berpindah kelas karena pandangan-pandangan yang saya anggap tak menyenangkan. Akibat bias dari peristiwa saat nilai saya lebih diatas dari mereka semua ketika hasil seleksi penerimaan siswa baru telah diumumkan.Hmm. 

Ketika masuk pembahasan tentang ekskul juga tentang teman-teman yang ngambis, wahh pecah sudah nostalgia ini. Begitu larut dan saya semakin terbawa makin dalam pada kenangan masa itu.

Dannn akhirnyaa, saya benar-benar merasa rindu.

Dengan suasana sekolah, dengan guru-guru, dengan teman-teman, ruangan kelas, lab, lapangan sekolah, latihan rutin ekskul, kantin depan , kantin belakang, somay SMP 3, senior junior dan beragam unsur dalam cerita yang tak dapat diungkap satu persatu. 

Sesuatu yang telah lama terbenam dan kini dibangkitkan kembali. Kenangan masa SMA. Saya rindu kepada mereka yang pernah ada kala itu. Mungkin memang benar bahwa tak ada kenangan yang benar-benar terlupa. Sejatinya, yang ada hanya kenangan yang telah tersimpan dan diterima dengan lapang. Hingga pada waktunya ia kembali lagi untuk diingat.

Dan begitu pula dengan segala yang kita lewati saat ini. Semua akan menjadi kenangan. Dan takkan terlupa. Ia selalu ada dalam hati kita. Apapun yang kita lewati sekarang ini, semua menjadi tabungan kenangan yang boleh jadi, nanti akan menyuguhkan rasa rindu. 

Satu hal yang saya pelajari adalah terhadap masa yang kita dapatkan saat ini,seyogyanya benar-benar digunakan untuk mencipta kisah yang berharga untuk diri kita. Hingga kita tak mengenal rasa menyesal. Dan menjadi sebenar-benarnya kisah yang kita inginkan. Jika sewaktu-waktu kita terpanggil untuk mengingat kisah yang pernah kita lalui, kita akan tersenyum dan berkata bahwa "saya bahagia dan bersyukur pernah berada pada masa itu".

:)

0 komentar: