Minggu, 07 Juni 2020

PETUAH IBU


­Jika dirinya masih ada disini, usianya tepat memasuki 43 tahun hari ini
Hari lahir Ibu, 7 Juni.

Iya. Dirinya termasuk orangtua dengan usia yang muda, memiliki 5 anak dan berusia 21 tahun untuk anaknya yang pertama, karena dulu ibu menikah diwaktu muda.
Motivasinya hanya satu: “Jika sudah memenuhi kriteria untuk apa ditunda?”
Haha, itu hanya pengantar teman-teman :)

Dirinya sudah berlabuh dipangkuan sang Pencipta. Doaku semoga jiwanya selalu mendapatkan ketenangan. Mohon doanya juga teman-teman:)
Ibu hanya lulusan SMA. Sempat mencicipi dunia perkuliahan di UIN Alauddin Makassar tahun 1995-1997, tapi tepat di semester 5 dirinya memutuskan untuk berkeluarga dan atas sebuah “pertimbangan” pendidikannya tak dilanjutkan.

Jurusannya adalah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dari kecil ia senang mempelajari agama. Pernah saudara ibu bertutur kepada saya “Dulu, ibumu tak pernah mau masuk ke sekolah jika sekolahnya bukan sekolah yang memiliki siswi berjilbab” , karena waktu masih zaman Orba, sekolah yang ada di kampung jumlahnya masih cukup sedikit dan itupun kebanyakan siswinya belum memakai jilbab. Akhirnya masuklah ia di Madrasah, satu-satunya yang baru dibuka saat itu didaerahnya.

Karena hal itu, ia terdidik banyak akan pengetahuan agama. Tidak heran jika setiap tulisannya di beberapa buku catatan lusuhnya yang sudah berapa tahun berada di rumah senantiasa mengagungkan keberadaan sang “Pencipta”. Pesan-pesannya untuk orang-orang disekitarnya juga begitu, selalu mengajak untuk tekun menjadi sebaik-baik hamba kepada sang Pencipta. Ibuku bukan ustadzah, semasa hidupnya setelah berkeluarga hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang senang membaca dan belajar banyak tentang ilmu-ilmu agama.

Jadi, apa petuahnya?

1.       Hidup ini hanya sementara. Memiliki hati yang tulus dan pribadi yang memperhatikan nilai-nilai agama adalah hal yang utama. Dekatkanlah selalu dirimu kepada Allah. Akhirat adalah sebaik-baik tujuan.
2.       Ingat untuk selalu menyedekahkan reskimu yang kau punya kepada orang-orang yang membutuhkan, karena sesungguhnya mereka juga ingin merasakan kesenangan seperti yang kau rasakan. Dari reski yang kau dapatkan, tersimpan bagian untuk mereka.
3.       Ilmu duniamu boleh tinggi, tapi jangan sampai ilmu agamamu rendah
4.       Kepada siapapun kau berteman, jadilah pribadi yang jujur
5.       Mencela itu adalah perbuatan orang-orang yang merasa dirinya ‘SEMPURNA’. Adakah manusia yang sempurna? Kesempurnaan hanya milik sang Pencipta, jadi hargailah setiap orang sebagai sesama manusia.
6.       Perhatikan setiap perkataanmu, jangan sampai melukai hati orang lain
7.       Kamu dilahirkan tidak hanya untuk merasakan bahagia, ada sisi lain yang pasti kau temui yaitu derita. Maka bersabarlah.
8.       Hidup itu sederhana, perbaiki selalu hubunganmu kepada sang pencipta, dan hubunganmu kepada sesama. Insya Allah kedamaian akan kau terima.
9.       Jika kau menemukan ketidaksukaan, ucapkanlah dengan santun, jaga lisanmu untuk tidak mencerca
10.   Kebaikan akan mendatangkan kebaikan, jangan bosan untuk melakukan
11.   Jika tangan kananmu berbuat, tidak perlu membiarkan tangan kirimu untuk tahu
12.   Balas kebaikan orang lain dengan perlakuan yang lebih baik
13.   Jangan pandang seseorang dari rupanya, pandanglah ia dari sikapnya.
14.   Jangan terlalu memusingkan ucapan orang lain, jika itu tak sesuai dengan dirimu, abaikan saja dan tetap lakukan yang terbaik
15.   Syukuri apa yang telah kamu miliki
16.   Perhiasan dunia adalah perempuan shalilah. Berusahalah menjadi seperti demikian.
17.   Bantu antarkan orangtuamu ke Surga Allah dengan jalan menuntun dirimu pada kemuliaan akhlak.  Tidak ada keinginan paling besar dari orangtua selain memiliki anak yang berbudi mulia.
18.   Kesehatan itu harus kau perhatikan sejak sekarang. Jangan ikuti jejak Ibu. Kamu harus tumbuh bersama adik-adikmu menjadi lebih sehat daripada Ibu. Perhatikan dirimu, juga perhatikan mereka. (Kamu memegang sebagian tanggungjawab atas keberadaannya)
19.   Kuatkan jiwamu saat Ibu telah tiada

Hanya beberapa hal itu yang ingin kubagikan. Semoga bermanfaat.

Ini hanya hal-hal sederhana bukan? Tapi sayang kadang dilupakan. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi teman-teman.
Hal sederhana yang fundamental.
Pendidikan Ibu tidak terlalu tinggi, tapi ia sangat sarat menanamkan nilai-nilai karakter.

 “Knowledge is power, but moral is more”

Raganya sudah lama pergi namun nasihatnya takkan pernah pudar hadir disini.
Allahummagfirlaha wa’afiha wa’fu anha

“Terpujilah selalu, wahai Ibu”

0 komentar: