Jika dirinya masih ada disini, usianya tepat memasuki 43 tahun hari ini
Hari lahir Ibu, 7 Juni.
Iya. Dirinya termasuk
orangtua dengan usia yang muda, memiliki 5 anak dan berusia 21 tahun untuk anaknya
yang pertama, karena dulu ibu menikah diwaktu muda.
Motivasinya hanya
satu: “Jika sudah memenuhi kriteria untuk apa ditunda?”
Haha, itu hanya
pengantar teman-teman :)
Dirinya sudah
berlabuh dipangkuan sang Pencipta. Doaku semoga jiwanya selalu mendapatkan
ketenangan. Mohon doanya juga teman-teman:)
Ibu hanya lulusan
SMA. Sempat mencicipi dunia perkuliahan di UIN Alauddin Makassar tahun
1995-1997, tapi tepat di semester 5 dirinya memutuskan untuk berkeluarga dan
atas sebuah “pertimbangan” pendidikannya tak dilanjutkan.
Jurusannya adalah
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dari kecil ia senang mempelajari agama. Pernah
saudara ibu bertutur kepada saya “Dulu, ibumu tak pernah mau masuk ke sekolah
jika sekolahnya bukan sekolah yang memiliki siswi berjilbab” , karena waktu
masih zaman Orba, sekolah yang ada di kampung jumlahnya masih cukup sedikit dan
itupun kebanyakan siswinya belum memakai jilbab. Akhirnya masuklah ia di
Madrasah, satu-satunya yang baru dibuka saat itu didaerahnya.
Karena hal itu, ia
terdidik banyak akan pengetahuan agama. Tidak heran jika setiap tulisannya di
beberapa buku catatan lusuhnya yang sudah berapa tahun berada di rumah
senantiasa mengagungkan keberadaan sang “Pencipta”. Pesan-pesannya untuk
orang-orang disekitarnya juga begitu, selalu mengajak untuk tekun menjadi
sebaik-baik hamba kepada sang Pencipta. Ibuku bukan ustadzah, semasa hidupnya
setelah berkeluarga hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang senang membaca
dan belajar banyak tentang ilmu-ilmu agama.
Jadi, apa petuahnya?
1. Hidup ini hanya sementara. Memiliki hati
yang tulus dan pribadi yang memperhatikan nilai-nilai agama adalah hal yang
utama. Dekatkanlah selalu dirimu kepada Allah. Akhirat adalah sebaik-baik
tujuan.
2. Ingat untuk selalu menyedekahkan reskimu
yang kau punya kepada orang-orang yang membutuhkan, karena sesungguhnya mereka
juga ingin merasakan kesenangan seperti yang kau rasakan. Dari reski yang kau
dapatkan, tersimpan bagian untuk mereka.
3. Ilmu duniamu boleh tinggi, tapi jangan
sampai ilmu agamamu rendah
4. Kepada siapapun kau berteman, jadilah
pribadi yang jujur
5. Mencela itu adalah perbuatan orang-orang
yang merasa dirinya ‘SEMPURNA’. Adakah manusia yang sempurna? Kesempurnaan
hanya milik sang Pencipta, jadi hargailah setiap orang sebagai sesama manusia.
6. Perhatikan setiap perkataanmu, jangan sampai melukai hati orang lain
6. Perhatikan setiap perkataanmu, jangan sampai melukai hati orang lain
7. Kamu dilahirkan tidak hanya untuk merasakan
bahagia, ada sisi lain yang pasti kau temui yaitu derita. Maka bersabarlah.
8. Hidup itu sederhana, perbaiki selalu
hubunganmu kepada sang pencipta, dan hubunganmu kepada sesama. Insya Allah
kedamaian akan kau terima.
9. Jika kau menemukan ketidaksukaan, ucapkanlah
dengan santun, jaga lisanmu untuk tidak mencerca
10. Kebaikan akan mendatangkan kebaikan, jangan
bosan untuk melakukan
11. Jika tangan kananmu berbuat, tidak perlu
membiarkan tangan kirimu untuk tahu
12. Balas kebaikan orang lain dengan perlakuan
yang lebih baik
13. Jangan pandang seseorang dari rupanya,
pandanglah ia dari sikapnya.
14. Jangan terlalu memusingkan ucapan orang
lain, jika itu tak sesuai dengan dirimu, abaikan saja dan tetap lakukan yang
terbaik
15. Syukuri apa yang telah kamu miliki
16. Perhiasan dunia adalah perempuan shalilah. Berusahalah
menjadi seperti demikian.
17. Bantu antarkan orangtuamu ke Surga Allah
dengan jalan menuntun dirimu pada kemuliaan akhlak. Tidak ada keinginan paling besar dari
orangtua selain memiliki anak yang berbudi mulia.
18. Kesehatan itu harus kau perhatikan sejak
sekarang. Jangan ikuti jejak Ibu. Kamu harus tumbuh bersama adik-adikmu menjadi
lebih sehat daripada Ibu. Perhatikan dirimu, juga perhatikan mereka. (Kamu
memegang sebagian tanggungjawab atas keberadaannya)
19. Kuatkan jiwamu saat Ibu telah tiada
Hanya beberapa hal
itu yang ingin kubagikan. Semoga bermanfaat.
Ini hanya hal-hal
sederhana bukan? Tapi sayang kadang dilupakan. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi teman-teman.
Hal sederhana yang
fundamental.
Pendidikan Ibu tidak terlalu tinggi, tapi ia sangat sarat menanamkan nilai-nilai karakter.
“Knowledge is power, but moral is
more”
Raganya
sudah lama pergi namun nasihatnya takkan pernah pudar hadir disini.
Allahummagfirlaha
wa’afiha wa’fu anha
“Terpujilah selalu, wahai Ibu”
0 komentar:
Posting Komentar