Minggu, 24 Mei 2020

Potret Idul Fitri di Zona Hijau Pandemi

(Dokumen Pribadi)

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, laa ilaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd

Gema takbiran terdengar bersahut-sahutan antara masjid yang satu dan lainnya di kampung halaman tempat tinggal penulis. Penulis cukup merasa bahagia karena idul fitri atau hari lebaran ditengah Pandemi ini tetap  bisa dilaksanakan di masjid dan juga ada yang menggelar di lapangan seperti yang terlihat di kawasan yang penulis tempati (gambar diatas).

Anjuran pemerintah daerah tetap mengimbau untuk sebaiknya lebaran di rumah masing-masing, namun untuk yang ingin menggelar di masjid terkhusus mereka yang berada di perkampungan, dan karena menimbang besarnya animo masyarakat untuk menggelar lebaran bersama sehingga Bupati Bantaeng memberikan izin kepada masyarakat namun harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal ini tertuang dalam surat edaran bernomor 440/322/B.Kesra/V/2020 yang ditandatangi oleh Bupati Bantaeng.

Sebelum memasuki lapangan yang berada disamping masjid, terlihat 2 tenaga kesehatan telah berdiri di depan pintu masuk lapangan dengan memakai APD lengkap dan menginstruksikan untuk mencuci tangan sebelum memasuki lapangan. Bagi orang-orang yang tidak membawa pelindung diri dalam hal ini masker, telah disediakan pula oleh tenaga kesehatan dua kantong masker dengan jumlah yang cukup memadai untuk dibagikan kepada warga yang belum memiliki.

(Dokumen Pribadi)

Oleh mata penulis, pemandangan ini memberikan makna yang cukup dalam. Pertama, hal ini baru pertama kalinya bagi penulis melihat para warga dengan begitu kompak memakai masker melaksanakan shalat idul fitri yang selalu digelar ditempat biasa setiap tahunnya. Oleh semua orang yang hadir, hal ini juga sepertinya sama dirasakan oleh mereka. Dan bagi yang tidak terbiasa, mereka terlihat agak risih namun tetap berusaha mempertahankan masker itu diwajahnya sebagai bentuk kepatuhannya pada protokol kesehatan. Orang-orang itu adalah para ibu-ibu, bapak-bapak, kakek, nenek, dan anak-anak. Bagi remaja dan orang-orang dewasa muda mereka cukup terlihat biasa-biasa saja. Kemudian, orang-orang terlihat menerka-nerka siapa saja yang ada disekitarnya, karena masker menutupi sebagian muka sehingga tak bisa dikenali secara pasti siapa pemilik wajah yang ada dibalik masker tersebut. Tapi orang-orang yang telah mengenal dekat tidak ada alasan untuk salah mengenali walaupun memakai masker karena bentuk dan aura wajah sudah tertanam di dalam pikiran sehingga mereka langsung bersalam-salaman, saling bermaaf-maafan setelah khatib menyelesaikan ceramahnya diatas mimbar.

Bantaeng merupakan salah satu daerah yang termasuk zona hijau dari pandemi virus korona di Indonesia karena tingkat penyebarannya tergolong minim, alhamdulillah. Satu orang pernah diinformasikan positif namun itu adalah warga pemudik dari magetan, jawa timur yang tinggal di daerah Sinoa, Kec Uluere dan saat diketahui segera dievakuasi oleh tenaga medis.

Meski demikian, Bupati Bantaeng dengan sigap senantiasa mengintruksikan kepada seluruh pihak yang terkait untuk mengedukasi masyarakat dan mensosialisasi tentang pentingnya untuk menerapkan protokol kesehatan yang benar ditengah pandemi virus korona ini. Dibagian perbatasan daerah Bantaeng, gugus satuan tugas baik di bagian perbatasan Bulukumba-Bantaeng maupun Jeneponto-Bantaeng sangat sigap untuk memeriksa setiap warga yang melintas.

Bagi penulis sendiri, tentang semua kenyataan ini membawa sikap mental yang cukup berarti. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari adanya Pandemi Korona ini. Terlepas dari apakah korona ini adalah kospirasi atau bukan seperti yang runyam dibahas oleh kaum intelektualis, penulis menilik kepada hal yang lebih praktis dan belajar bahwa kesehatan adalah sesuatu yang tak boleh disepelekan karena merupakan bagian krusial dari hidup yang harus selalu diperhatikan oleh setiap dari kita. Adanya korona ini begitu membuka mata kita untuk lebih aware alias sadar akan pentingnya menerapkan sistem hidup sehat. Tidak ada limitasi bagi siapapun untuk mempelajari tentang ilmu kesehatan, siapapun kita harus wajib tahu tentang kunci-kunci hidup sehat, bukan hanya untuk orang-orang yang bergelut di dunia kesehatan.

Disamping itu yang lebih penting adalah sangat patut dipahami bahwa kehidupan ini tidak akan mampu berjalan seimbang jika hanya ada sebagian orang yang berusaha, berusaha untuk bekerja pada kepentingan bersama, sehingga diperlukan kerja kolektif yang massif agar cita-cita kemanusiaan bisa diraih oleh manusia. Tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan materi saja, tapi juga pada pencegahan segala bentuk yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan.

Tetap jaga kesehatan dan menerapkan protokol yang diimbaukan.
Tumbuhkan kesadaran mulai dari diri sendiri, lalu mengingatkan orang lain.

"NO ONE IS SAFE UNLESS EVERYONE IS SAFE"

0 komentar: