Rabu, 21 Agustus 2019

Merdeka Jiwa



"Setiap keinginan memiliki segala kemungkinan"

Garis besar kemungkinannya ada dua: baik atau buruk. Dalam pandangannya kita, kebanyakan dari  kita menganggap bahwa terhitung baik jika terwujud, buruk karena tidak sesuai harapan saat tidak terwujud. Entah seperti apa breakdown peristiwa yang akan terjadi dari dua garis besar kemungkinan itu, tapi poin inti yang harus dipahami adalah menempatkan setiap keinginan kita harus berada di titik tengah, titik dimana kita menaruh harap setengah dan separuh tempat untuk rasa kecewa. Melihat dua kemungkinan itu harus dengan kacamata dewasa. Kita tidak boleh tabu menyikapinya. Kita tidak boleh condong hanya pada satu titik semisal berharap sepenuhnya, atau condong ke titik yang lain semisal merasa putus asa sepenuhnya. Tidak  begitu kawan. Jadi sederhana saja. 
Persoalan seperti ini memang harus sarat diajarkan pada diri kita. Karena berbicara tentang harapan, setiap hari kita selalu menyimpan harapan. Boleh jadi pula setiap waktu di satu hari itu, harapan selalu ada dalam hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, menjadi seorang yang mampu melihat segala kemungkinan, yang akan bisa mengontrol dirinya dalam segala keadaan.

Merdekakanlah jiwa kita dari segala apa yang ada. 
Lepaskan hal-hal yang dapat mengganggunya. 

Berhenti berfokus pada hal-hal yang tidak terlalu dibutuh, semisal memikirkan terlalu banyak kesalahan yang pernah dilakukan, memikirkan kesalahan org lain yang pernah menyakiti kita, memikirkan persoalan-persoalan yang hanya membawa jiwa kita dalam kerundungan yang berkepanjangan. Belajar untuk memindahkan fokus kita saat menerima hal-hal yang tidak menyenangkan. Boleh saja kita bersedih oleh banyaknya hal yang kita temui yang merundung hati, tapi tidaklah elok jika dilakukan terlalu lama. Kasihan diri kita. Maka lakukanlah dengan sewajarnya, karena bersedih dengan sesuai porsinya akan memberikan sedikit kelegaan pada jiwa.

Ada ribuan hal yang mampu membawa kita pada ketidaknyamanan pada pikiran dan perasaan, namun jangan lupa bahwa ada ribuan hal pula yang dapat memberi kita kebahagiaan pada diri kita.

Berterima kasih selalu pada Tuhan yang telah memberikan kesadaran seperti ini pada kita, semoga diri kita menjadi jiwa-jiwa yang tenang, tenang bersama orang-orang yang kita sayang, tenang karena tidak terlalu mempersoalkan segala hal yang tidak dalam kepemilikan, tenang karena membiasakan diri mensyukuri segala nikmat Tuhan, baik dalam kesenangan maupun saat kondisi tidak sesuai harapan.

Merdekalah selalu jiwa.

(loc : Polongbangkeng Selatan, Kab. Takalar)

0 komentar: