Ahad, 2 Juni
2019
Undangan buka
puasa bersama hari ini: Kawan seperjuangan SMA, SMP, dan SD.
Komplit begitu
dalam sehari :’D
‘Di penghujung ramadan tahun 2019 ini, semesta
menaburkan kasih yang begitu berarti’
Sebelum bercerita
tentang pengalaman hari ini, kuingin mengabarkan sebuah perkara penting untuk
diri setiap individu masing-masing. Walau ini lumrah dan mungkin sebagian
manusia menyadari, namun tidak apa-apa, setidaknya menjadi sebuah pengingat
atas fakta yang ada. Bahwa;
“untuk menemukan diri yang berada dalam
lingkup positif, terjaga dalam semangat yang baik, terhindar dari perasaan
jenuh yang pelik, salah satu yang perlu adalah kita butuh untuk memperkuat
relasi. Kita perlu menembus batas diri agar tetap mampu mencapai kohesi
sehingga jarak tak terlampau terbangun dengan tinggi”
Kenapa demikian? Lagi-lagi tujuan utamanya adalah
untuk kebaikan diri. Hal itu adalah soal yang krusial alias yang penting dari
yang paling penting. Dari sekian pengalaman yang ada, dalam menemukan
kesenangan diri, dalam menemukan ketenangan hati, perasaan positif, ketika saya
melakukan introspeksi diri, jawaban yang paling kuat untuk menjawab perkara itu
adalah terkait dengan adanya RELASI. Melakukan hal-hal yang hanya melibatkan
diri sendiri untuk menemukan perasaan tenang di hati seperti baca buku, main
gadget (game), atau hal-hal lain yang hanya diri sendiri menjadi pelakonnya itu
tidak lebih besar memberikan pengaruh dibanding menjadi manusia yang melakukan
aktivitas bersama orang lain.
Nilai penting apa
yang ingin saya sampaikan(?) Bahwa kita perlu untuk senantiasa bersosial, entah
dengan aktivitas apa, bukan hanya dimaksudkan untuk kepentingan diri semata
tapi sebagai sebuah aktivitas yang membawa dampak baik untuk sesama. Sekadar
bertegur sapa dengan singkat, melempar senyum dengan ramah, adalah satu hal
yang bukan hanya memberi energi positif bagi diri kita namun juga membawa satu
energi yang baik bagi mereka yang diberi senyum atau sapa. Hal ini sangat
lumrah bukan(?) namun seringkali kita alpa menyadarinya sehingga luput dalam
tindakan. Dan itu hanya persoalan yang kecil, namun mampu memberikan feedback yang positif. Lalu bagaimana
dengan aktivitas besar yang lain(?)
-----
Oke kawanku
sekalian, hari ini penuh dengan suasana hati yang menyenangkan. Tentang
pertemuan bersama teman-teman seperjuangan, biasanya we called that ‘teman letting’ atau yang artinya teman
angkatan. Hari ini tiga ranah tingkatan sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA
semuanya memanggil untuk hadir bersua. Namun, raga ini hanya satu :’) dan semua
undangan itu memanggil untuk hadir di satu waktu. Hiks gimana caranya?haha. Dan
ku mencoba untuk mengusahakan diri menghadiri undangan itu. Dan apa yang
terjadi kawan pembaca sekalian(?) Simak cerita sampai akhir ^^
Pertama, kunjungan
awal diberikan special untuk undangan SMA. Ranah yang kenangannya membawa bekas
paling mendalam pada ingatan dan perasaan. Kegiatan ini dirancang lama oleh
teman-teman dan memiliki susunan kepanitiaan *saking diharapnya kegiatan ini hadir dengan penuh kesan*. Saya
merasa salut kepada mereka yang telah meluangkan waktu untuk mengurusi agenda
pertemuan ini sejak sebulan yang lalu
hingga terselenggaranya kegiatan ini. Teman-teman yang merupakan ‘panitia’ dari
kegiatan ini yang juga adalah teman seperjuangan dari kami benar-benar memiliki
empati yang besar. Apa yang mereka harapkan? Hanya agar kami semua, para teman
seperjuangan dalam satu angkatan bisa bersua, kembali mengikat erat persaudaraan,
hanya agar silaturrahmi tetap berjalan, mereka rela menghabiskan waktu untuk
memikirkan kegiatan ini agar berjalan sesuai harapan. Mulia jiwa mereka, semoga
Tuhan memberikan pahala yang berlimpah, aamiin.
Kegiatan reuni
dengan teman-teman SMA dilaksanakan dua hari. Jadi rangkaian pertama di hari
sebelumnya adalah bakti sosial yang berlokasi di desa Pasorongi kabupaten
Bantaeng. Kemudian puncaknya pada hari ini, yang berlokasi di Hotel Kirei, Jl.
Lanto dg Pasewang, kab. Bantaeng.
Keduanya menawarkan kesenangan tersendiri.
“dan apa yang terasa di hati tidak akan
pernah benar-benar tersampaikan dengan kata secara rinci.”
Begitulah cerita tentang cinta kasih. Cinta kasih
dalam hal ini adalah diperuntukkan kepada mereka teman seperjuangan yang pernah
tiga tahun menemani.
Menurut seorang penulis bernama al-Kalabadzi, yang
banyak mencatat pendapat sejumlah ulama sufi, ia berkata bahwa;
“pengalaman semacam cinta adalah
mustahil untuk disebutkan dengan kata yang tepat, apalagi untuk dijelaskan” dan
“hanya mereka yang mengalami, yang mampu sepenuhnya memahami”
Dan saya percaya bahwa atas dasar cintalah yang tertanam di hati para
teman-teman sehingga melahirkan empati mereka untuk bisa berusaha menghadirkan
kegiatan ini, untuk mencipta keeratan silaturrahmi.
Begitu pula dengan teman-teman SD dan SMP, fakta bahwa karena adanya hasrat
sosial yang besar, hasrat berbagi, hasrat membangun ukhuwah yang tinggi
sehingga berusaha memperadakan acara buka puasa bersama pada hari ini. Walau
tak sempat keduanya di hadiri:’) saya merasa terenyuh melihat mereka semua yang
penuh empati.
Sehingga hanya dengan kata;
“BAHAGIA”
sekiranya yang mampu menjadi penanda rasa yang ada^^
*Terima kasih telah menjadi bagian dari
hidup Nurul Fathanah HEHE:’D*
---
Selalu ada cerita berharga dari pelbagai situasi, dari banyak kondisi, dari
kejadian-kejadian yang hadir.
Pelajaran yang bisa dipetik hari ini
“untuk
hidup dengan baik, dengan dipenuhi perasaan positif, selain pikiran yang harus selalu
ditata baik, juga harus didukung dengan gerak tindakan untuk menyeimbangi.
Tindakan yang tidak melulu tentang diri sendiri, namun juga tentang orang lain”
Sekian^^
BAKSOS





0 komentar:
Posting Komentar