Ada saat yang rasanya begitu kejam meski kehadirannya tak
pernah bermaksud mengejamkan diri. Saat yang mana kau sangat memiliki rasa ingin
mengetahui namun ragamu tak mampu memberi gerak mendukung inginmu agar dapat
terpenuhi. Apakah itu salah satu bentuk keegoisan diri? Ada yang mengganjal
dalam hati. Ingin mencoba mencari tahu untuk mengetahui. Namun dukungan
raga tak memberi. Lalu pikiran bertindak menanyai “Apa yang salah dari dirimu
sendiri?”
Ketika itu terjadi, diri tetiba saja seolah tersulut emosi. Rasa
tenang beranjak pergi. Dan sebuah percikan api kecil seperti memenuhi ruang
hati. Sedikit tak mampu mengontrol diri. Lalu pikiran bertindak lagi, kini
tindakannya memunculkan ingatan dari orang-orang yang pernah menasehati. “Emosi
hadir bukan untuk menguasai diri, tapi untuk kita kuasai”
Kemudian kucoba merenungi. Seperti memberi sedikit pencerahan
logika dan hati. Perlahan atmosfir ketenangan datang kembali. Emosi kian enyah
dan ruang hati tersterilkan kembali dari percikan api tadi. Lalu menjadi sejuk
dan terkendali.
Dan satu tanya tersulut di pikiran yang lagi-lagi akhirnya
menindaki “Adakah kau sedang berkawan rindu malam ini?”

0 komentar:
Posting Komentar