Minggu, 11 September 2016

Sekilas Jerit Tak Pasti.


Ada saat yang rasanya begitu kejam meski kehadirannya tak pernah bermaksud mengejamkan diri. Saat yang mana kau sangat memiliki rasa ingin mengetahui namun ragamu tak mampu memberi gerak mendukung inginmu agar dapat terpenuhi. Apakah itu salah satu bentuk keegoisan diri? Ada yang mengganjal dalam hati. Ingin mencoba  mencari tahu untuk mengetahui. Namun dukungan raga tak memberi. Lalu pikiran bertindak menanyai “Apa yang salah dari dirimu sendiri?”

Ketika itu terjadi, diri tetiba saja seolah tersulut emosi. Rasa tenang beranjak pergi. Dan sebuah percikan api kecil seperti memenuhi ruang hati. Sedikit tak mampu mengontrol diri. Lalu pikiran bertindak lagi, kini tindakannya memunculkan ingatan dari orang-orang yang pernah menasehati. “Emosi hadir bukan untuk menguasai diri, tapi untuk kita kuasai”

Kemudian kucoba merenungi. Seperti memberi sedikit pencerahan logika dan hati. Perlahan atmosfir ketenangan datang kembali. Emosi kian enyah dan ruang hati tersterilkan kembali dari percikan api tadi. Lalu menjadi sejuk dan terkendali.

Dan satu tanya tersulut di pikiran yang lagi-lagi akhirnya menindaki “Adakah kau sedang berkawan rindu malam ini?”




Bantaeng, 12 September 2016
00:21 WITA

0 komentar: