Jumat, 16 Desember 2022

Waktu Untuk Tumbuh Kembali

Ketika engkau dilahirkan, engkau secara otomatis telah menerima segala yang tersaji di dalam samudera kehidupan. Tenangnya ombak ataupun tingginya gelombang, semua adalah sajian yang harus dinikmati oleh insan yang telah lahir ke dunia.

Kadang dunia begitu menyakitkan. Sangat menyakitkan. Hingga tak terkira dan tak mampu lagi diungkapkan dengan diksi apapun. Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menerimanya dan berusaha terbiasa dengan hal itu.

Hidup tak selalu tentang kebahagiaan. Adanya adalah silih berganti tentang keadaan derita dan bahagia untuk mencapai keseimbangan.

Semua orang merasakannya.

Hanya kadang sedikit yang mau belajar memahaminya.

Semua respon atau tindakan yang terjadi ketika diterpa oleh musibah atau kesusahan, baik atau buruk respon atau tindakan itu sangat bergantung dari pemahaman seseorang dalam mengelola hati dan pikirannya.

Tindakan yang ia ambil itu adalah ukuran untuk bisa mengetahui, seseorang itu telah belajar memahami cara kerja kehidupan atau sebaliknya.


Bukanlah bermaksud untuk menjadi naif.

 

Perasaan sedih, kecewa, marah dan apapun yang tidak menyenangkan yang hadir dalam diri setelah sebuah peristiwa buruk terjadi pasti akan mendatangkan perasaan itu.

Dan adalah hal yang sangat wajar.

Menangis, memilih untuk sementara sendiri adalah cara-cara yang sering diambil

Merasakannya adalah hal wajar. Cara menyikapinya, disitulah akan menjadi penilaian diri bagi setiap orang.

Hidup memang kadang menawarkan kejutan-kejutan.

Peristiwa tak terduga yang membuat ruang hati terobrak-abrik.

 

Untuk mendapatkan kedamaian kembali

Kita tak boleh melawan perasaan tersebut

Kita hanya perlu mengamatinya, memberinya ruang akan keberadaannya

Dan waktu akan membuatnya untuk perlahan melenyap

 

Hanya jika kita memahami hal tersebut, kita tidak akan jatuh pada tindakan-tindakan yang dapat kita sesali nantinya

Kesadaran kita mengelola diri pada saat peristiwa buruk itu datang adalah sebuah kecerdasan untuk menjadikan diri menuju penemuan kedamaian

Kita memang takkan pernah lepas dari perkara yang tidak menyenangkan hati

Tapi kita selalu punya pengetahuan untuk bisa mengendalikan diri untuk menjadi tenang kembali

 

Kuncinya ada pada diri kita sendiri

Sejauh apa kita ingin memahami

Ilmu hidup yang sudah semestinya kita pelajari

Sejak dini

Sejauh itu kita akan mendapatkan ketenangan hati

 

Sumber pengetahuan datang dari banyak tempat. Dari teori buku, dari cerita diskusi pengalaman orang lain, atau dari pengalaman kita sendiri.

 

Peristiwa yang terjadi di luar ekspektasi, tak dapat kita kontrol sama sekali

Mungkin akan selalu terasa berat diawal.

Menyulitkan dan melelahkan.

Menyakiti perasaan.

 

Tapi suatu hari

Seiring berjalannya waktu

Semua akan mereda


Mungkin akan meninggalkan jejak yang tak disenangi

Namun kita hidup tidak mungkin dapat menyenangkan semua orang

Karena kita pun sadar ada banyak orang yang kurang kita senangi atas perbuatannya

Disisi ini adil bukan?

 

Bersabarlah

Yang terbaik tak selalu datang dengan cara yang nyaman

Musim semi selalu di dahului oleh musim gugur

Sebuah pucuk baru akan muncul setelah ia dipatahkan

 

Karunia Allah yang terbaik terkadang melewati ujian berat yang harus di jalani oleh manusia

Penerimaan dengan ikhlas, walau prosesnya menyesakkan dada

Adalah cara yang tak bisa ditawar

Untuk sampai pada posisi yang damai

 

Suatu hari engkau akan mengingat ini sebagai sebuah pelajaran berharga yang pernah engkau lewati


---
Aku menulis ini untuknya di bulan Juni yang lalu, tepat dimana dia telah melepaskan diri dari perjuangan di organisasi yang telah dilakukannya selama beberapa waktu.

Kini, tak pernah kuduga bahwa aku akan menemui tulisan ini dengan menyadari, bahwa aku telah melakukan hal yang sama yang telah dilakukannya.

"Melepas"

Mahabesar Tuhan dengan segala takdir yang telah diberikannya.

Semoga kita semua selalu dalam penjagaan Allah.

0 komentar: