Jumat, 05 Agustus 2022

Berkawan Kakek di Kebun

(Rabu, 3 Agustus 2022)

Libur semester kali ini, saya tak ingin berkelana kemana-mana. Hati saya menuntun untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Ketika mengingat bahwa jadwal kepergian melanjutkan studi di pulau seberang sudah sangat dekat, saya merasa tak ingin melewatkan waktu barang sedikitpun bersama keluarga. Ingin menabung begitu banyak memori agar jika nanti saya merasa rindu, saya bisa membuka kotak ingatanku dan menikmati semua kenangan yang pernah kubuat dengan penuh kesadaran itu.

Hari ini saya ke kebun untuk mengambil daun pisang. Seperti biasa jika stok pisang di rumah sedang banyak, yang akan dilakukan adalah membuat makanan khas sulsel yang berjudul "barongko" ahaha. Tapi kita tidak sedang ingin membahas bagaimana cara membuat barongko kali ini hehe.

Setelah misi pengambilan daun pisang selesai, saya lalu berjalan ke arah kakek yang sejak tadi pagi buta sudah berada di kebun. Yah maklum, untuk orangtua sepertinya, kesenangannya di hari tua adalah melakukan aktivitas di kebun. Untuk mengontrol tanaman-tanaman peliharaannya dan membersihkan rumput-rumput liar yang ada.

Jarak dari rumah ke kebun lumayan jauh jika berjalan kaki. Dan kakek setiap hari melakukan perjalanannya ke kebun hanya dengan berjalan kaki. Sepertinya memang generasi veteran punya kekuatan yang baja dari generasi setelahnya. Sudah tua begitu tapi masih sanggup untuk berjalan kaki yang cukup jauh.

Saya ke kebun menggunakan kuda besi pada pukul sepuluh pagi. Baru beberapa saat melakukan misi pengambilan daun saya sudah merasa capek karena harus mengitari kebun untuk mengambil daun dan karena panas matahari yang terik. Saya cukup berkeringat.Begitu lemahnya tubuh ini. Kemudian setelah itu menemani kakek untuk mencabut rumput-rumput liar. Tapi tak lama saya kemudian istirahat. Kebetulan ada sungai kecil di dalam kebun. Suasananya menjadi terasa begitu menenangkan saat kakiku kuceburkan ke dalam air dan merendammnya beberapa lama. Mendengar kicauan burung dan menikmati hembusan sang bayu.

"Suasana ini sungguh sangat langka dan saya yakin bahwa ini tidak akan terulang" pikirku dalam hati.

Lalu saya banyak menjempret momen saat itu. Saya merasa bahwa hal seperti ini adalah hal yang mahal dalam hidup. Apalagi bersama kakek saya yang boleh dibilang sudah renta. Saya selalu berpikir bahwa saya harus memperbanyak kenangan bersama orang-orang dekatku karena saya tak tahu kapan saya akan berpisah dengan mereka. Termasuk kakek saya. Sesaat saya kembali berpikir, jika kakek nanti telah 'pergi' meninggalkan saya, saya mungkin takkan bisa lagi melihatnya secara langsung, namun saya akan selalu bisa melihatnya dengan segala momen yang saya abadikan dan memeluknya dengan perasaan hangat atas kenangan yang telah diciptakan bersamanya. Namun beberapa saat kemudian pikiran yang lain datang, bagaimana jika ternyata saya yang 'pergi' lebih dulu? Meninggalkan mereka yang menyayangiku? Saya lalu bergumam bahwa tidak mengapa jika demikian adanya. Saya akan mensyukurinya dan akan tetap tersenyum karena saya bisa melakukan apa yang saya inginkan.Yang terpenting saya takkan merasa menyesal karena kesadaranku selama hidup telah mencipta momen yang hangat bersama orang-orang yang saya sayang.

Melihat kakek tersenyum dan melihatnya begitu sigap dalam menikmati aktivitasnya di kebun, saya hanya berdiam diri. Pikiran saya kemudian melanglang buana. Saya adalah cucu pertama darinya. Dan usia saya kini telah menginjak usia dewasa. Entah kenapa saya berharap kakek masih bisa melihatku ketika kelak saya telah bersatu dengan 'takdir hidupku' dan kemudian berkumpul dengan tambahan 'anggota baru'. Cicit untuknya. Haha. Betapa pikiran ini tak pernah bisa dibuat untuk tenang. Selalu saja liar. Tapi memang begitulah adanya.

Betapa keluarga akan menjadi lebih ramai lagi dan merasakan kehangatan yang lebih istimewa.

Lalu tak terasa sudah hampir dua jam berada di kebun dan saya bersama kakek memutuskan untuk pulang. Saya membonceng kakek pulang dari kebun dan ini adalah pertama kali. Kami yang terlihat begitu kumal melewati sepanjang jalanan diperhatikan oleh orang-orang. Tapi tidak ada masalah apa-apa bagiku. It's fine.

Bersama orang-orang yang kita cintai, hidup akan terasa sangat berharga. Apapun kondisinya.

0 komentar: