Sabtu, 26 Maret 2022

TERUNTUK ADIKKU YANG TELAH DILANTIK

     Bersama Asyifah Qalbi  dan Nunung Isnaeni Wahyuni

“Setiap pilihan pasti punya keindahan dan resiko”

Tepat di hari Sabtu, 26 Maret 2022, menjadi penanda waktu secara resmi memulai kinerja di organisasi masing-masing. S E M A N G A T ! Kalian mengagumkan.

Apresiasi yang istimewa diperuntukkan kepada kedua orang yang berani mengambil keputusan untuk terus belajar, mengambil peran kolektif untuk berjuang melanjutkan pergerakan pada kemaslahatan. Semoga selalu tumbuh menebar kebaikan, mekar dengan ketangguhan walau di dalam ketidaksempurnaan. Allah Swt semoga selalu limpahkan kekuatan untuk memaksimalkan peran. Aamiin.

Asyifah Qalbi sebagai Sekretaris bidang kader di Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kab. Gowa dan Nunung Isnaeni Wahyuni sebagai Ketua umum di Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Bantaeng.

Semangat yang menggebu diawal sering tak bisa dielakkan. Penanda rasa senang dapat saling terhubung dengan manusia yang lain membangun sebuah bingkai persaudaraan yang lebih dekat dan merencanakan program-program yang akan dikerjakan selama satu periode. It’s not problem. Adalah hal yang wajar dan banyak dialami oleh mereka-mereka yang pernah berada di posisi ‘menjalani kehidupan organisasi’.

Dalam tulisan ini, saya tidaklah bermaksud untuk menggurui adinda, atau menjadi sosok yang seolah paling tahu terkait perjalanan dalam berorganisasi. Saya paham bahwa kita semua adalah sosok-sosok yang sejak dari SMA telah terbangun identitasnya di dunia organisasi. Sudah berpengalaman. Namun walaupun begitu, izinkan saya untuk menjadi seperti Harun kepada Musa yang walau sekuat apapun Musa selalu butuh Harun sebagai sahabat untuk memberi dukungan dan pengingat.

Menumbuhkan Cinta yang Sempurna

Sejak awal, niat memang selalu perlu untuk dievaluasi. Mengambil pilihan untuk berperan di dunia organisasi tujuannya untuk apa? Apa hanya karena menyanggupi  dorongan senior? Memenuhi kepentingan pribadi? Mencari popularitas? Atau karena benar untuk perjuangan pada kemaslahatan? Kita tentu tak boleh naif terhadap perkara ini. 

Biasanya, kita tahu bersama, sering terjadi turbulensi hebat di dalam proses kinerja berorganisasi jika niatnya tak sesuai dengan tujuan organisasi. Duh, kan sayang. Ini tidak hanya mencatatkan diri dalam sejarah sebagai sosok yang akan cacat organisasi, namun juga berpengaruh pada kualitas capaian tujuan yang organisasi usung. Keberhasilannya tentu membutuhkan kolektivitas kinerja dari semua pimpinan, jika kehadiran salah seorang atau beberapa orang terkendala maka sudah barang pasti akan memberikan masalah.

KH. Ahmad Dahlan mengingatkan kita untuk selalu menyadari dalil QS. Ali Imran:104 bahwa untuk mencapai kemaslahatan yang besar kita membutuhkan kerja-kerja kolektif atau kerjasama yang kuat.

Maka dari itu, hanya dengan cinta dari dalam nurani yang ikhlas engkau beri yang akan membuatmu bisa bertahan menjalani serangkaian peran di organisasi. Sumpahmu jangan pernah engkau lupakan, jangan diremehkan, jangan dipermainkan. Segala tantangan yang akan hadir untukmu adalah pilihan yang telah engkau ikrarkan untuk menerimanya, yang disimboliskan dengan kalimat “menjalankan Amanah sebaik-baiknya”. Luaskan hatimu untuk menerima segala kejadian-kejadian unik yang akan terjadi :D. Luaskan tangki sabar dan syukurmu ^^

Fokus Mengendalikan Diri

Harus selalu mampu untuk  membaca diri, tentang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Agar bisa dengan efektif melancarkan potensi diri yang dimiliki, pertama untuk kebaikan diri sendiri, kedua untuk kebaikan organisasi. Juga harus selalu diingat bahwa organisasi hanyalah wadah untuk belajar, mengembangkan diri untuk melatih mental, melatih keterampilan kepemimpinan dan keterampilan yang lainnya. 

Jika mengaku tak mampu dalam ranah tertentu, akuilah dan hindarkan diri untuk menjadi sok kuat. Pikirkan solusi yang tepat untuk menutupi kekurangan dan jangan membiarkan diri bekerja sendirian. Karena ku yakin hatimu tak sekuat itu. Disisi lain, tidak berarti juga untuk seenaknya menjalankan kinerja tanpa aba-aba, tanpa koordinasi sesuai garisnya. Jadi, seimbanglah untuk menilai diri, antara kondisi diri dan kebutuhan organisasi. Engkaulah yang lebih tahu hal itu.

Hal yang paling penting juga adalah “jangan sibuk untuk mencari pengakuan orang lain”. Kalian sudah terpilih dan dilantik dengan Amanah masing-masing. Cukup menjalankan peran dengan semaksimalnya. Dengan sebaik-baik kemampuan yang kalian punya. Hindarkan diri untuk mengerjakan sesuatu hanya karena berharap dinilai baik oleh manusia. Namun fokuskan pikiran bahwa kemaksimalann kinerja adalah tujuan untuk memenuhi Amanah semata, menjadikannya sebentuk bagian dari ibadah kepada Allah Swt.

Jangan lupa untuk terus men-upgrade diri atas kekurangan yang dimiliki, agar lebih memiliki kualitas diri yang lebih bernilai. Jangan mudah puas dengan dirimu yang sekarang. Bersemangatlah^^

Masa Juangmu adalah Sejarahmu

Ingin dikenang seperti apa? Bertindaklah seperti apa kalian ingin diingat. Jika kalian baik dalam mengerjakan Amanah maka sejarah akan mencatat informasi baik tentang diri kalian. Jika sebaliknya, maka sejarah pun akan mencatatnya. Perjuangan yang engkau lakukan akan meninggalkan jejak. Baik atau buruk itu bergantung pilihan. 

Namun disamping itu, lagi-lagi saya selalu ingin mengingatkan, bekerjalah bukan hanya untuk ingin dikenang semata dan dipuji oleh manusia but beyond of it, lebih daripada itu bekerjalah karena sesuai hati nurani, yang berusaha memenuhi Amanah karena menyadari sebagai tanggungjawab, untuk memberikan manfaat yang luas kepada sesama. Dengan begitu, apapun yang diusahakan harus dengan sebaik-baiknya engkau lakukan, dan bila ada suara sumbang mengoceh dengan pedis menyentil perasaan didada, engkau tentu akan tetap tenang menerima, karena engkau bekerja bukan untuk siapa-siapa tapi memenuhi tanggungjawab Amanah. 

Intinya selalu mengambil refleksi disetiap aksi yang telah dilakukan. Begitu om Paulo Freire pernah berkata.

Maka dari itu, terakhir yang ingin kusampaikan, nikmatilah setiap pilihan yang telah dipilih. Ukirlah jejak yang bermakna di alam raya ini.

 

With Love,

Your sister, Nurul Fathanah 😊

0 komentar: