Jumat, 19 Juni 2015

Laporan Kimia

 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENGUJIAN LARUTAN ASAM-BASA





OLEH

NURUL FATHANAH
XI MIPA 1
10277



SMA NEGERI 1 BANTAENG
2014/2015





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatakan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu menyelesaikan tugas laporan praktikum yakni “Pengujian larutan asam-basa” guna memenuhi tugas mata pelajaran Kimia.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang terlibat atas terselesainya tugas laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.
                                                                  
                                                                                            Bantaeng, Maret  2015
           
                                                                                                            Penuli



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
        Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
        Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut. Zat Asam adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH < 7 dan mempunyai rasa masam. Sedangkan zat Basa adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH > 7 dan mempunyai rasa yang pahit. Kita mengetahui bahwa teori asam dan basa ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari –hari . Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa. Empat macam asam yang paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Sedangkan pada basa, dalam keadaan murni umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang berupa  tepung kristal putih yang mudah larut dalam air.

        Dalam praktikum yang akan dilakukan ini, kita akan menguji beberapa larutan menggunakan pengukuran kertas Lakmus Merah dan Biru untuk mengetahui larutan atau zat tersebut di katakan asam, Basa atauNetral.

B.     TUJUAN
Menguji beberapa larutan dengan kertas lakmus merah dan lakmus biru, serta mengelompokkannya ke dalam larutan asam, larutan basa, atau netral



BAB II
KAJIAN TEORI

Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Teori asam-basa:
Ø  Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Ø  Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Ø  Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

            Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

        Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:
  1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
  2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid)
  3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH-) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH- yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH-.
Indikator Asam Basa
Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan netral. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus. Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Lakmus merah
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b.       Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c.       Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.



BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2015. Pukul 08:00-   WITA. Bertempat di laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Bantaeng.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Plat tetes
b.      Pipet tetes
c.       Gelas kimia
d.      Kertas lakmus merah
e.       Kertas lakmus biru
2.      Bahan
a.       Larutan sabun
b.      Larutan jeruk
c.       Larutan gula
d.      Larutan NH3
e.       Larutan HCl
f.       Larutan NaCl
g.      Larutan NaOH
h.      Larutan Cuka
i.        Larutan Alkohol
C.     Langkah Kerja
1.      Memasukkan beberapa tetes bahan 1 sampai dengan bahan 9 ke dalam lubang plat tetes.
2.      Potong selembar kertas lakmus merah dan lakmus biru menjadi 4-5 bagian
3.      Celupkan 1 potong kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada masing-masing larutan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL




B.     PEMBAHASAN

Dari tabel hasil pengujian diatas, sesuai dengan sifat asam yaitu merubah lakmus biru menjadi merah dan sifat basa yaitu merubah lakmus merah menjadi biru dapat diketahui bahwa :


=>  Pada air sabun yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Jadi, dapat di simpulkan bahwa air sabun memiliki sifat Basa.

=>  Pada larutan cuka yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti bahwa larutan cuka termasuk larutan yang beersifat Basa.

=>  Pada larutan gula yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwrna merah dan kertas lakmus biru tetap berwrna bir. Jadi larutan gula tersebut termasuk larutan yang bersifat Netral

=>  Pada larutan HCl yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah, dan kertas lakmus biru menjadi warna merah. Jadi dapat di simpulkan bahwa larutan HCl termasuk larutan yang bersifat Asam

=>  Pada larutan garam (NaCl) yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwrana merah dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti  larutan NaCl tersebut bersifat Netral. 

=>  Pada larutan amonia (NH3) yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru,jadi dpt disimpulkan larutan NH3 bersifat Basa.

=>  Pada air jeruk yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru menjadi warna merah. Jadi dapat di simpulkan bahwa air jeruk bersifat Asam

=>  Pada larutan alkohol yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwrana merah dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti  larutan NaCl tersebut merupakan larutan yang bersifat Netral

=>  Pada larutan NaOH yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti bahwa larutan NaOH termasuk larutan yang bersifat Basa.


-           

BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Larutan yang bersifat asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi warna merah, sedangkan yang merah tetap merah. Larutan yang bersifat basa akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan yang biru tetap biru. Dan larutan yang besifat netral tidak akan merubah warna kertas lakmus.

B.     SARAN
Berhati-hatilah dalam melakukan suatu percobaan agar tidak terjadi kesalahan sehingga bisa mendapatkan hasil yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA




0 komentar: