LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
OLEH
NURUL FATHANAH
XI MIPA 1
10277
SMA NEGERI 1 BANTAENG
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatakan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas
laporan praktikum yakni “Pengujian larutan asam-basa” guna memenuhi tugas mata
pelajaran Kimia.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
guru pembimbing dan semua pihak yang terlibat atas terselesainya tugas laporan
ini.
Penulis
menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Bantaeng, Maret 2015
Penuli
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman
dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat
dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung
asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam
mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya
adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk
memisahkan emas dan perak.
Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat
tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat
tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut. Zat Asam adalah suatu
zat yang mempunyai indikator pH < 7 dan mempunyai rasa masam. Sedangkan zat
Basa adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH > 7 dan mempunyai rasa
yang pahit. Kita mengetahui
bahwa teori asam dan basa ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari –hari
. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan
zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan, dan memasak adalah
contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa. Empat macam asam yang
paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan
asam klorida. Sedangkan pada basa, dalam keadaan murni umumnya basa berupa
kristal padat. Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain
deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium
hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa
yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air.
Dalam praktikum yang akan
dilakukan ini, kita akan menguji beberapa larutan
menggunakan pengukuran kertas Lakmus Merah dan Biru untuk mengetahui larutan
atau zat tersebut di katakan asam, Basa atauNetral.
B. TUJUAN
Menguji
beberapa larutan dengan kertas lakmus merah dan lakmus biru, serta
mengelompokkannya ke dalam larutan asam, larutan basa, atau netral
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Keasaman atau kebasaan suatu zat
tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa)
dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Teori asam-basa:
Ø Pada tahun
1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam
basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut
merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat
yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-,
dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Ø Pada tahun
1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N
Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang
berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu
zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi
tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi
dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan
membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Ø Pada tahun
1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada
zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam
adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
Asam
dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan,
minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan
asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam
mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan
hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat
terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut
dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral
adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem
pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat.
Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam
industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan
pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis,
yaitu asam kuat dan asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari
kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H+)
ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang
dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.
Sama
halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah
untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan
adalah:
- Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan
kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga,
misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
- Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida,
terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid)
- Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah
terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa
kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya
melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH-) ketika
dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH- yang dilepaskan,
semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH-.
Indikator
Asam Basa
Indikator
adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan
netral. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat
menggunakan kertas lakmus. Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa
dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus
merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Lakmus merah
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam
larutan netral tidak berubah warna.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan
pada hari Sabtu, 28 Maret 2015. Pukul 08:00-
WITA. Bertempat di laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Bantaeng.
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Plat
tetes
b. Pipet
tetes
c. Gelas
kimia
d. Kertas
lakmus merah
e. Kertas
lakmus biru
2. Bahan
a. Larutan
sabun
b. Larutan
jeruk
c. Larutan
gula
d. Larutan
NH3
e. Larutan
HCl
f. Larutan
NaCl
g. Larutan
NaOH
h. Larutan
Cuka
i.
Larutan Alkohol
C. Langkah
Kerja
1. Memasukkan
beberapa tetes bahan 1 sampai dengan bahan 9 ke dalam lubang plat tetes.
2. Potong
selembar kertas lakmus merah dan lakmus biru menjadi 4-5 bagian
3. Celupkan
1 potong kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada masing-masing larutan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
B.
PEMBAHASAN
Dari
tabel hasil pengujian diatas, sesuai dengan sifat asam yaitu merubah lakmus
biru menjadi merah dan sifat basa yaitu merubah lakmus merah menjadi biru dapat
diketahui bahwa :
=> Pada air sabun yang
telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap berwrna biru.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa air sabun memiliki sifat Basa.
=> Pada larutan cuka yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti bahwa larutan cuka termasuk larutan yang beersifat Basa.
=> Pada larutan gula yang
telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah
tetap berwrna merah dan kertas lakmus biru tetap berwrna bir. Jadi larutan gula
tersebut termasuk larutan yang bersifat Netral
=> Pada larutan HCl yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah, dan kertas lakmus biru menjadi warna merah. Jadi dapat di simpulkan bahwa larutan HCl termasuk larutan yang bersifat Asam
=> Pada larutan garam (NaCl) yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwrana merah dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti larutan NaCl tersebut bersifat Netral.
=> Pada larutan amonia (NH3) yang
telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru,jadi dpt
disimpulkan larutan NH3 bersifat Basa.
=> Pada air jeruk yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru menjadi warna merah. Jadi dapat di simpulkan bahwa air jeruk bersifat Asam
=> Pada larutan alkohol yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di
dapatkan kertas lakmus merah tetap berwrana merah dan kertas lakmus biru tetap
berwrna biru. Ini berarti larutan NaCl
tersebut merupakan larutan yang bersifat Netral
=> Pada larutan NaOH yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwrna biru. Ini berarti bahwa larutan NaOH termasuk larutan yang bersifat Basa.
-
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau
bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Larutan yang bersifat asam akan mengubah kertas lakmus
biru menjadi warna merah, sedangkan yang merah tetap merah. Larutan yang
bersifat basa akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan yang
biru tetap biru.
Dan larutan yang besifat
netral tidak akan merubah warna kertas lakmus.
B.
SARAN
Berhati-hatilah
dalam melakukan suatu percobaan agar tidak terjadi kesalahan sehingga bisa mendapatkan
hasil yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA


0 komentar:
Posting Komentar